FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT
Petang itu sekitar pukul 17.30 saya
beserta teman-teman menyambangi sebuah gedung indah yang berarsitekkan khas
melayu tersebut. Dan setibanya di depan halaman gedung tersebut telah nampak
sekumpulan orang-orang yang ingin masuk ke dalam sana, saya beserta teman-teman
pun ikut melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam sana walaupun jalan agak
sedikit tergenang air dikarenakan hujan yang turun tidak lama sebelum kami
mendatangi gedung tersebut.
Saat memasuki halaman gedung
tersebut terlihatlah berbagai aneka ragam pameran yang disuguhkan untuk menjamu
kedatangan kami, dengan adanya kegiatan ini banyak yang memanfaatkan untuk
membuka stand-stand yang menjajakan dagangan mereka karena kegiatan ini hanya
diadakan setahun sekali saja.Dan pada saat itu pengunjung sedang ramai-ramainya
mendatangi kegiatan festival budaya melayu tersebut sehingga saya dan
teman-teman agak sedikit berdesakkan dengan pengunjung lainnya untuk memasuki
gedung tersebut.
Malam itu terasa ramai sekali,
mungkin banyak pengunjung dari luar kota Pontianak yang menghadiri acara
tersebut pada malam itu. Saya dan teman-teman pun terus berjalan melewati
kerumunan manusia yang memadati area stand-stand kegiatan ini untuk memasuki
gedung indah yang terpampang di depan kami karena kami merasa ada panggilan
yang menyuruh kami untuk masuk ke dalam.
Dan semakin kami mendekati gedung
tersebut rasanya kerumunan manusia semakin padat hingga sampailah saya beserta
teman-teman sampai di depan masuk gedung yang indah tersebut, setelah kami
memasuki bagian depan gedung tersebut begitu kagetnya kami karena melihat
keindahan gedung bagaikan istana zaman dahulu itu telah tertata rapi dengan
hiasan-hiasan yang sangat memanjakan mata. Kami agak terkejut karena para tamu
undangan dan pengunjung yang datang lebih awal telah duduk rapi di kursinya
masing-masing sedangkan kami sibuk mencari kursi kosong yang siap menopang kami
dan ternyata pada malam itu kursi telah penuh diisi oleh para tamu undangan dan
pengunjung yang datang lebih awal.
Begitu kecewanya kami karena tidak
dapat duduk dan bergumam di dalam hati mengapa tidak datang lebih awal lagi.
Tidak berapa lama tiba-tiba ada suara wanita indah yang menghimbaukan untuk
para pengunjung yang berdiri dapat duduk lesehan di belakang juri, betapa
berseri-serinya wajah kami setelah mendengar himbauan dari MC tersebut dan tanpa pikir panjang saya dan teman-teman langsung
melangkahkan kaki untuk mengambil posisi duduk di belakang meja juri, dan
betapa senangnya kami karena merasa terhormat bisa duduk dekat dengan para juri
yang bertugas pada malam itu.
Untuk mendapatkan posisi duduk yang
diinginkan butuh usaha yang lumayan susah karena kami harus bersikut-sikutan
dengan pengunjung yang lain, karena bukan kami saja yang ingin duduk di tempat
tersebut. Banyak pengunjung lain yang masih berdiri ingin duduk di tempat
tersebut. Setalah semua pengunjung telah memenuhi gedung dengan rapi lagi-lagi
terdengar suara dari pembawa acara bahwa acara lomba vocal group lagu daerah akan segera dimulai.
Dan
sebelum acara dimulai sekali lagi pembawa acara menghimbau kepada para tamu
undangan dan pengunjung “untuk tidak merokok di dalam ruangan, untuk para
fotographer yang ingin mengambil gambar untuk tidak menggunakan lampu blitz
dalam mengambil gambar, dan tepuk tangan hanya boleh dilakukan sebelum dan
sesudah peserta tampil.”Ujar pembawa acara yang ternyata sedsang membacakan
peraturan bagi para penonton di dalam ruangan.
Setelah
membacakan aturan-aturan tersebut si pembawa acara mulai memanjatkan doa kepada
Yang Maha Kuasa agar acara ini dapat berjalan dngan lancar hingga selesai, dan
terlihat para pengunjung sangat hikmat dalam sesi pembacaan doa ini. Kemudian
pembawa acara menyebutkan dan memperkenalkan satu per satu nama juri dan juga
pejabat asal daerah para peserta yang hadir pada malam itu tidak luput
diperkenalkan oleh pembawa acara tersebut.
Sesaat
kemudian suasana ruangan menjadi hening dan beberapa pengunjung sibuk dengan
kegiatannya masing-masing tiba-tiba terdengarlah suara ledakan yang sangat
mengejutkan, tiga kali suara ledakan tersebut terdengar dan bunyi tersebut
berasal dari meriam yang diledakkan oleh panitia yang menandakan bahwa acara
pada malam itu akan segera dimulai. Betapa terkejutnya para pengunjung malam
itu yang tidak mengetahui bahwa meriam yang sangat khas dengan budaya melayu
ini diledakkan, dan suasana kembali menjadi meriah setelah meriam tersebut
diledakkan.
Dan
kembali suara pembawa acara menyerukan dengan nada semangat “ini dia peserta
pertama asal Kapuas Hulu kita persilahkan untuk naik ke atas panggung”. Sontak
para penonton yang berasal dari Kapuas Hulu bersorak ria memberikan dukungan
kepada peserta yang berasal dari tanah kelahiran mereka, peserta yang terdiri
dari 8 pria dan 2 wanita dengan mengenakan busana serba hijau muda telah siap
berbaris di depan panggung untuk memulai penampilan mereka.
Dari
kesepuluh peserta yang berasal dari Kapuas Hulu ini 2 orang pria dan 2 orang
wanita menjadi penyanyi dan sisanya membawakan alat music, setelah melakukan check soundakhirnya penampilan mereka
dimulai dengan membawakan lagu wajib Kopi Pancong dan lagu asal daerah mereka
yaitu Dara Sempoa, music pun mulai mengalun dengan merdu dan penyanyi mulai
mendendangkan lagu sembari bergoyang mengikuti alunan musik. Dan para juri pun
mulai menggoreskan tintanya di kertas penilaian sambil memperhatikan penampilan
peserta untuk memberikan penilaian penampilan peserta pertama ini.
Setelah
penampilan dari peserta pertama ini selesai suasana pun kembali riuh oleh tepuk
tangan dari para penonton dan peserta pun turun dari panggung dengan wajah yang
sangat riang, sepertinya mereka sangat puas dengan penampilan mereka malam itu.
“Yah bagus sekali penampilan dari Kapuas Hulu malam ini” sahut si pembawa acara
memberikan komentar, dan si pembawa acara mempersilahkan kepada peserta kedua
untuk naik ke atas panggung dan segera melakukan check sound “dan inilah peserta kedua dari Kayong Utara” sahut si
pembawa acara, dan peserta langsung naik ke atas panggung dengan mengenakan
busana berwarna hijau tua dan kuning yang terdiri dari 5 orang pria dan 5 orang
wanita. Pada saat peserta melakukan check
sound agak sedikit memakan waktu dikarenakan ada masalah padasound
system.
Setelah
beberapa saat akhirnya peserta dapat memulai penampilannya, dan peserta dari
Kayong Utara akan membawakan lagu wajib Kopi Pancong dan lagu daerah asal
mereka yang berjudul Suka Dane, dengan 5 penyanyi wanita dan 2 orang pria. Pada
saat penampilan dimulai salah satu peserta terlihat sangat bersemangat sehingga
pada saat itu terjadi kesalahan yang mengundang tawa para penonton tetapi
dengan percaya diri peserta tetap melanjutkan penampilannya.Dan akhirnya
selesailah penampilan peserta dari Kayong Utara tersebut yang diriuhkan oleh
tepuk tangan dari penonton.
Dan
untuk penampilan ketiga akan ditampilkan oleh peserta dari Singkawang, setelah
peserta naik ke panggung betapa tersipunya mata ini karena melihat peserta
wanita dari Singkawang ini begitu menghibur mata saya. Peserta beranggotakan 6
orang laki-laki dan 4 orang wanita dengan mengenakan busana berwarna merah
lengkap dengan pernak-perniknya.Saat itu tatapan para penonton pria yang hadir
di ruangan tersebut terlihat meleleh melihat peserta wanita dari Singkawang
ini.Penampilan peserta dari Singkawang ini terlihat lebih meriah karena
peralatan musik yang dibawa banyak sekali.
Peserta
dari Singkawang ini akan membawakan lagu wajib Kopi Pancong dan lagu daerah
mereka yang berjudul Ngeramok. Sesaat penampilan dimulai sang juri pun juga
mulai sibuk memberikan penilaian penampilan peserta dari Singkawang dan betapa
terkejutnya saya ketika salah seorang juri tiba-tiba menyalakan sebatang rokok
di dalam ruangan, padahal peraturan di awal yang telah dibacakan pembawa acara
bahwa tidak boleh merokok di dalam ruangan tersebut. Dan saya beserta
teman-teman hanya menggelengkan kepala saja mengapa seorang juri yang terhormat
tidak mematuhi peraturan yang telah dibacakan oleh pembawa acara tadi.
Waktu
berlalu begitu cepat dan tidak terasa hari mulai semakin malam walaupun para
pengunjung masih memadati ruangan di dalam gedung tersebut dan masih ada
beberapa pengunjung yang baru datang, tetapi saya dan teman-teman mengambil
keputusan untuk menyudahi tontonan dan segera angkat kaki dari gedung ini. Dan
akhirnya saya dan teman-teman melangkahkan kaki keluar dari gedung ini dan
akhirnya kami dapat menghirup udara segar.
Dan
keesokkan harinya pada tanggal 21 Desember 2012 saya dan teman-teman berbondong
untuk mengikuti Seminar Internasional Melayu Gemilang yang di adakan di Hotel
Orchadz yang berada di Jalan Perdana. Setibanya disana kami disambut oleh
panitia dan meminta arahan dari beliau, setelah mendapat arahan akhirnya kami
memilih untuk mengikuti seminar yang berada di dalam sebuah ruangan yang tidak
terlalu luas dan telah terisi oleh pemateri dan peserta lainnya dimana ada juga
dosen yang berasal dari fakultas kami.
Saat
saya ingin masuk dari panitia mengarahkan untuk mengikuti kegiatan seminar yang
di adakan di ruangan lainnya, tetapi saya tidak tahu mengapa saya tiba-tiba
ingin masuk ke ruangan yang pertama saya lihat tadi dan saya memutuskan untuk
masuk dan rupanya masih ada bangku kosong yang bisa saya duduki, pada saat itu
kegiatan seminar baru saja dimulai dan saya langsung mengikuti seminar
tersebut. Seminar yang saya ikuti ini berjudul “Etnosentrisme Konsumen dan
Sikap terhadap produk-produk Malaysia dan Amerika.Dengan lugas pemateri
membahas permasalahan di seminar ini.Judul ini sangat menarik karena membahas tentang
kegiatan yang berkaitan dengan bidang ekonomi.
Dari
materi yang diterangkan beliau mengatakan bahwa citera produk Malaysia terutama
makanan sangat mendominasi di Indonesia dan dalam waktu 6 bulan meningkat 40%
dan devisitnya pun semakin meningkat, Indonesia menjadi pengaruh besar dari
meningkatnya devisa tersebut. Ramadania beserta team melakukan penelitian
mengambil perbandingan antara produk Malaysia dan Amerika yang melakukan
intervensi di berbagai negara, lokasi penelitian diadakan di Kalimantan Barat
dengan perbandingan suara antara masyarakat pedalaman dan masyarakat perkotaan.
“Penelitian
ini menggunakan skala pengukuran sekunder variable” ujar pemateri mempertegas
pernyataannya. Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada penduduk perkotaan di
dapat kesimpulan bahwa produk Amerika lebih diminati disbanding Malaysia
dikarenakan adanya pandangan bahwa Amerika adalah Negara maju sehingga
produknya pasti berkualitas, sedangkan pada penduduk pedalaman khususnya
perbatasan mereka lebih memilih produk Malaysia karena jarak yang dinilai cukup
dekat dan memfasilitasi penduduk disana
Pada
Malaysia, citera produk sangat berpengaruh terhadap sikap orang banyak. Orang
yang etnosentrismenya tinggi akan menolak produk yang berasal dari luar, suku
Melayu akan lebih memilih produk dari Malaysia karena factor persamaan kultur
yang dinilai jelas kualitas dan rasanya disbanding produk Amerika yang belium
jelas komposisinya, tetapi orang yang rasional lebih memilih produk Amerika
karena mereka berfikir bahwa Amerika adalah Negara maju.
Materi
dari Rahmadania tersebut pun di akhiri dan dilanjutkan oleh pemateri lainnya
yang membawakan materi yang berbeda.Dan akhirnya sesi seminar ini ditutup oleh
Tanya jawab, akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi liputan kami di seminar
ini dan keluar dari ruangan seminar. Demikianlah hasil liputan tentang Festival
Budaya Melayu dan Seminar Internasional
Melayu Gemilang yang telah saya dan teman-teman ikuti.
Feature yang menarik. Seharusnya ada penjelasan seminar juga bagian dari festival seni budaya Melayu sehingga pembaca tidak diajak melompat cara berpikirnya. Judul festival seni budaya Melayu, tiba-tiba ada seminar...Tapi kompor gas meminjam bahasanya Indro!
BalasHapus