Kamis, 10 Januari 2013

ADITYA HENDRA PRAMANA F01108067



           
 FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT
                Petang itu sekitar pukul 17.30 saya beserta teman-teman menyambangi sebuah gedung indah yang berarsitekkan khas melayu tersebut. Dan setibanya di depan halaman gedung tersebut telah nampak sekumpulan orang-orang yang ingin masuk ke dalam sana, saya beserta teman-teman pun ikut melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam sana walaupun jalan agak sedikit tergenang air dikarenakan hujan yang turun tidak lama sebelum kami mendatangi gedung tersebut.
            Saat memasuki halaman gedung tersebut terlihatlah berbagai aneka ragam pameran yang disuguhkan untuk menjamu kedatangan kami, dengan adanya kegiatan ini banyak yang memanfaatkan untuk membuka stand-stand yang menjajakan dagangan mereka karena kegiatan ini hanya diadakan setahun sekali saja.Dan pada saat itu pengunjung sedang ramai-ramainya mendatangi kegiatan festival budaya melayu tersebut sehingga saya dan teman-teman agak sedikit berdesakkan dengan pengunjung lainnya untuk memasuki gedung tersebut.
            Malam itu terasa ramai sekali, mungkin banyak pengunjung dari luar kota Pontianak yang menghadiri acara tersebut pada malam itu. Saya dan teman-teman pun terus berjalan melewati kerumunan manusia yang memadati area stand-stand kegiatan ini untuk memasuki gedung indah yang terpampang di depan kami karena kami merasa ada panggilan yang menyuruh kami untuk masuk ke dalam.
            Dan semakin kami mendekati gedung tersebut rasanya kerumunan manusia semakin padat hingga sampailah saya beserta teman-teman sampai di depan masuk gedung yang indah tersebut, setelah kami memasuki bagian depan gedung tersebut begitu kagetnya kami karena melihat keindahan gedung bagaikan istana zaman dahulu itu telah tertata rapi dengan hiasan-hiasan yang sangat memanjakan mata. Kami agak terkejut karena para tamu undangan dan pengunjung yang datang lebih awal telah duduk rapi di kursinya masing-masing sedangkan kami sibuk mencari kursi kosong yang siap menopang kami dan ternyata pada malam itu kursi telah penuh diisi oleh para tamu undangan dan pengunjung yang datang lebih awal.
            Begitu kecewanya kami karena tidak dapat duduk dan bergumam di dalam hati mengapa tidak datang lebih awal lagi. Tidak berapa lama tiba-tiba ada suara wanita indah yang menghimbaukan untuk para pengunjung yang berdiri dapat duduk lesehan di belakang juri, betapa berseri-serinya wajah kami setelah mendengar himbauan dari MC tersebut dan tanpa pikir panjang saya dan teman-teman langsung melangkahkan kaki untuk mengambil posisi duduk di belakang meja juri, dan betapa senangnya kami karena merasa terhormat bisa duduk dekat dengan para juri yang bertugas pada malam itu.
            Untuk mendapatkan posisi duduk yang diinginkan butuh usaha yang lumayan susah karena kami harus bersikut-sikutan dengan pengunjung yang lain, karena bukan kami saja yang ingin duduk di tempat tersebut. Banyak pengunjung lain yang masih berdiri ingin duduk di tempat tersebut. Setalah semua pengunjung telah memenuhi gedung dengan rapi lagi-lagi terdengar suara dari pembawa acara bahwa acara lomba vocal group lagu daerah akan segera dimulai.
Dan sebelum acara dimulai sekali lagi pembawa acara menghimbau kepada para tamu undangan dan pengunjung “untuk tidak merokok di dalam ruangan, untuk para fotographer yang ingin mengambil gambar untuk tidak menggunakan lampu blitz dalam mengambil gambar, dan tepuk tangan hanya boleh dilakukan sebelum dan sesudah peserta tampil.”Ujar pembawa acara yang ternyata sedsang membacakan peraturan bagi para penonton di dalam ruangan.
Setelah membacakan aturan-aturan tersebut si pembawa acara mulai memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar acara ini dapat berjalan dngan lancar hingga selesai, dan terlihat para pengunjung sangat hikmat dalam sesi pembacaan doa ini. Kemudian pembawa acara menyebutkan dan memperkenalkan satu per satu nama juri dan juga pejabat asal daerah para peserta yang hadir pada malam itu tidak luput diperkenalkan oleh pembawa acara tersebut.
Sesaat kemudian suasana ruangan menjadi hening dan beberapa pengunjung sibuk dengan kegiatannya masing-masing tiba-tiba terdengarlah suara ledakan yang sangat mengejutkan, tiga kali suara ledakan tersebut terdengar dan bunyi tersebut berasal dari meriam yang diledakkan oleh panitia yang menandakan bahwa acara pada malam itu akan segera dimulai. Betapa terkejutnya para pengunjung malam itu yang tidak mengetahui bahwa meriam yang sangat khas dengan budaya melayu ini diledakkan, dan suasana kembali menjadi meriah setelah meriam tersebut diledakkan.
Dan kembali suara pembawa acara menyerukan dengan nada semangat “ini dia peserta pertama asal Kapuas Hulu kita persilahkan untuk naik ke atas panggung”. Sontak para penonton yang berasal dari Kapuas Hulu bersorak ria memberikan dukungan kepada peserta yang berasal dari tanah kelahiran mereka, peserta yang terdiri dari 8 pria dan 2 wanita dengan mengenakan busana serba hijau muda telah siap berbaris di depan panggung untuk memulai penampilan mereka.
Dari kesepuluh peserta yang berasal dari Kapuas Hulu ini 2 orang pria dan 2 orang wanita menjadi penyanyi dan sisanya membawakan alat music, setelah melakukan check soundakhirnya penampilan mereka dimulai dengan membawakan lagu wajib Kopi Pancong dan lagu asal daerah mereka yaitu Dara Sempoa, music pun mulai mengalun dengan merdu dan penyanyi mulai mendendangkan lagu sembari bergoyang mengikuti alunan musik. Dan para juri pun mulai menggoreskan tintanya di kertas penilaian sambil memperhatikan penampilan peserta untuk memberikan penilaian penampilan peserta pertama ini.
Setelah penampilan dari peserta pertama ini selesai suasana pun kembali riuh oleh tepuk tangan dari para penonton dan peserta pun turun dari panggung dengan wajah yang sangat riang, sepertinya mereka sangat puas dengan penampilan mereka malam itu. “Yah bagus sekali penampilan dari Kapuas Hulu malam ini” sahut si pembawa acara memberikan komentar, dan si pembawa acara mempersilahkan kepada peserta kedua untuk naik ke atas panggung dan segera melakukan check sound “dan inilah peserta kedua dari Kayong Utara” sahut si pembawa acara, dan peserta langsung naik ke atas panggung dengan mengenakan busana berwarna hijau tua dan kuning yang terdiri dari 5 orang pria dan 5 orang wanita. Pada saat peserta melakukan check sound agak sedikit memakan waktu dikarenakan ada masalah  padasound system.
Setelah beberapa saat akhirnya peserta dapat memulai penampilannya, dan peserta dari Kayong Utara akan membawakan lagu wajib Kopi Pancong dan lagu daerah asal mereka yang berjudul Suka Dane, dengan 5 penyanyi wanita dan 2 orang pria. Pada saat penampilan dimulai salah satu peserta terlihat sangat bersemangat sehingga pada saat itu terjadi kesalahan yang mengundang tawa para penonton tetapi dengan percaya diri peserta tetap melanjutkan penampilannya.Dan akhirnya selesailah penampilan peserta dari Kayong Utara tersebut yang diriuhkan oleh tepuk tangan dari penonton.
Dan untuk penampilan ketiga akan ditampilkan oleh peserta dari Singkawang, setelah peserta naik ke panggung betapa tersipunya mata ini karena melihat peserta wanita dari Singkawang ini begitu menghibur mata saya. Peserta beranggotakan 6 orang laki-laki dan 4 orang wanita dengan mengenakan busana berwarna merah lengkap dengan pernak-perniknya.Saat itu tatapan para penonton pria yang hadir di ruangan tersebut terlihat meleleh melihat peserta wanita dari Singkawang ini.Penampilan peserta dari Singkawang ini terlihat lebih meriah karena peralatan musik yang dibawa banyak sekali.
Peserta dari Singkawang ini akan membawakan lagu wajib Kopi Pancong dan lagu daerah mereka yang berjudul Ngeramok. Sesaat penampilan dimulai sang juri pun juga mulai sibuk memberikan penilaian penampilan peserta dari Singkawang dan betapa terkejutnya saya ketika salah seorang juri tiba-tiba menyalakan sebatang rokok di dalam ruangan, padahal peraturan di awal yang telah dibacakan pembawa acara bahwa tidak boleh merokok di dalam ruangan tersebut. Dan saya beserta teman-teman hanya menggelengkan kepala saja mengapa seorang juri yang terhormat tidak mematuhi peraturan yang telah dibacakan oleh pembawa acara tadi.
Waktu berlalu begitu cepat dan tidak terasa hari mulai semakin malam walaupun para pengunjung masih memadati ruangan di dalam gedung tersebut dan masih ada beberapa pengunjung yang baru datang, tetapi saya dan teman-teman mengambil keputusan untuk menyudahi tontonan dan segera angkat kaki dari gedung ini. Dan akhirnya saya dan teman-teman melangkahkan kaki keluar dari gedung ini dan akhirnya kami dapat menghirup udara segar.
Dan keesokkan harinya pada tanggal 21 Desember 2012 saya dan teman-teman berbondong untuk mengikuti Seminar Internasional Melayu Gemilang yang di adakan di Hotel Orchadz yang berada di Jalan Perdana. Setibanya disana kami disambut oleh panitia dan meminta arahan dari beliau, setelah mendapat arahan akhirnya kami memilih untuk mengikuti seminar yang berada di dalam sebuah ruangan yang tidak terlalu luas dan telah terisi oleh pemateri dan peserta lainnya dimana ada juga dosen yang berasal dari fakultas kami.
Saat saya ingin masuk dari panitia mengarahkan untuk mengikuti kegiatan seminar yang di adakan di ruangan lainnya, tetapi saya tidak tahu mengapa saya tiba-tiba ingin masuk ke ruangan yang pertama saya lihat tadi dan saya memutuskan untuk masuk dan rupanya masih ada bangku kosong yang bisa saya duduki, pada saat itu kegiatan seminar baru saja dimulai dan saya langsung mengikuti seminar tersebut. Seminar yang saya ikuti ini berjudul “Etnosentrisme Konsumen dan Sikap terhadap produk-produk Malaysia dan Amerika.Dengan lugas pemateri membahas permasalahan di seminar ini.Judul ini sangat menarik karena membahas tentang kegiatan yang berkaitan dengan bidang ekonomi.
Dari materi yang diterangkan beliau mengatakan bahwa citera produk Malaysia terutama makanan sangat mendominasi di Indonesia dan dalam waktu 6 bulan meningkat 40% dan devisitnya pun semakin meningkat, Indonesia menjadi pengaruh besar dari meningkatnya devisa tersebut. Ramadania beserta team melakukan penelitian mengambil perbandingan antara produk Malaysia dan Amerika yang melakukan intervensi di berbagai negara, lokasi penelitian diadakan di Kalimantan Barat dengan perbandingan suara antara masyarakat pedalaman dan masyarakat perkotaan.
“Penelitian ini menggunakan skala pengukuran sekunder variable” ujar pemateri mempertegas pernyataannya. Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada penduduk perkotaan di dapat kesimpulan bahwa produk Amerika lebih diminati disbanding Malaysia dikarenakan adanya pandangan bahwa Amerika adalah Negara maju sehingga produknya pasti berkualitas, sedangkan pada penduduk pedalaman khususnya perbatasan mereka lebih memilih produk Malaysia karena jarak yang dinilai cukup dekat dan memfasilitasi penduduk disana
Pada Malaysia, citera produk sangat berpengaruh terhadap sikap orang banyak. Orang yang etnosentrismenya tinggi akan menolak produk yang berasal dari luar, suku Melayu akan lebih memilih produk dari Malaysia karena factor persamaan kultur yang dinilai jelas kualitas dan rasanya disbanding produk Amerika yang belium jelas komposisinya, tetapi orang yang rasional lebih memilih produk Amerika karena mereka berfikir bahwa Amerika adalah Negara maju.
Materi dari Rahmadania tersebut pun di akhiri dan dilanjutkan oleh pemateri lainnya yang membawakan materi yang berbeda.Dan akhirnya sesi seminar ini ditutup oleh Tanya jawab, akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi liputan kami di seminar ini dan keluar dari ruangan seminar. Demikianlah hasil liputan tentang Festival Budaya Melayu  dan Seminar Internasional Melayu Gemilang yang telah saya dan teman-teman ikuti.











1 komentar:

  1. Feature yang menarik. Seharusnya ada penjelasan seminar juga bagian dari festival seni budaya Melayu sehingga pembaca tidak diajak melompat cara berpikirnya. Judul festival seni budaya Melayu, tiba-tiba ada seminar...Tapi kompor gas meminjam bahasanya Indro!

    BalasHapus