Senin, 07 Januari 2013

ARPIANSYAH F01111047



FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU VIII
            Pada tanggal 17 Desember sampai 23 Desember 2012 tepatnya di Rumah Melayu Pontianak diadakan acara Festival Seni Budaya Melayu VIII, yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat. Festival Seni Budaya Melayu yang ke VIII ini mengusung tema "Seni Cemerlang Melayu Gemilang”. Acara ini di ikuti oleh 13 kabupaten atau dikuti oleh hampir seluruh kabupaten yang ada di Kalbar, mulai dari Sambas, Kapuas Hulu, Mempawah, Melawi, Bengkayang dan lain-lainnya, kecuali Ketapang. Acara ini juga di ikuti oleh peserta dari luar daerah Kalbar yakni peserta dari Pekan Baru, Aceh, Malaysia, dan Brunai Darussalam.
Kegiatan pembukaan acara festival tersebut berlangsung pada hari Senin tanggal 17 Desember 2012. Adapun kegiatan atau acara pada kegiatan pembukaan tersebut antara lain ada pawai budaya jalan kaki, yang dimeriahkan oleh 18 kelompok, lima marching band, serta di ikuti oleh Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM), dan organisasi etnis yang ada di Kalbar. Pembukaan Festival Seni Budaya Melayu VIII juga dimeriahkan oleh pawai kendaraan roda dua yang unik dan sepeda ontel. Pembukaan Festival Seni Budaya Melayu VIII yang di adakan di halaman Rumah Melayu Kalbar berlangsung dengan meriah, hikmat dan penuh suka cita dari para peserta yang hadir dan para penyelenggara kegiatan. Acara ini diselenggarakan selama tujuh hari atau selama satu minggu, mulai dari pukul 8 pagi sampai pukul 10 malam. Pembukaan festival ini juga menampilkan seni budaya melayu tamu khusus dari Universitas Malaysia Sarawak dan UITM Sarawak. Pembukaan FSBM VIII dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar M Zeet Hamdy Assovie MTM yang mewakili Gubernur Kalbar. Pembukaan ditandai dengan pemukulan tahar didampingi oleh Ketua Umum MABM Kalbar Chairil Effendy dan Ketua MABM kabupaten/kota se-Kalbar.
Agenda atau acara yang di adakan festival ini sangat beragam mulai dari lomba menyanyi Melayu, seni silat, merias pengantin Melayu, rancang motif Melayu, busana Melayu tingkat anak-anak, tari jepin tradisional, upacara adat tepung tawar, syair Melayu, berbalas pantun, pangkak dan uring gasing, seni hadrah, lomba bertutur, dan lomba sampan bidar, yang agendanya itu tidak kurang dari 14 agenda acara. Acara ini merupakan agenda tahunan, di adakan setiap tahun namun di adakan di tempat yang berbeda atau di adakan berpindah dari satu kabupaten ke kabupaten lain pada setiap tahunnya dan tahun ini merupakan kesempatan kota Pontianak untuk menjadi tuan rumah. Namun, di dalam festival tersebut selain di adakan berbagai acara atau agenda tentang budaya suku melayu khususnya melayu di Kalbar, juga di adakan berbagai pameran, mulai dari pameran pakaian-pakaian adat, barang-barang antik dari setiap kerajaan atau kabupaten seperti sambas, pontianak, singkawang, mempawah dan kabupaten lain, serta pameran-pameran lainnya. Acara ini juga memberikan berkah tersendiri bagi para pedagangan yang berjualan di sekitar area acara, karena dengan adanya kegiatan seperti ini bisa menaikkan jumlah pembeli sekaligus menaikkan jumlah omset penjualan mereka. Adapun bentuk dagangan yang di tawarkan oleh para pedagang sangat beragam, mulai dari cincin, gelang, jam, pulpen, minyak wangi, sampai gantungan kunci yang berlogokan atau bertemakan tentang festival yang sedang atau tengah di laksanakan tersebut.  
Malam itu tepatnya selasa malam tanggal 18 Desember 2012, hujan rintik-rintik mengguyur kota Pontianak, begitu juga di Rumah Melayu Pontianak. Acara pada malam itu adalah perlombaan seni tari japin dan kontes baju adat suku Melayu. Meskipun hujan rintik-rintik  namun acaranya tetap berlangsung meriah dan penontonnya terhitung lumayan ramai. Acara kontes baju adat melayu serantau di ikuti oleh anak-anak dari berbagai kabupaten di Kalbar. Masing-masing kabupaten mengutus 2 orang peserta, satu laki-laki dan satunya lagi perempuan. Acara kontes baju adat melayu serantau di laksanakan di atas panggung meskipun dalam suasana hari hujan. Panggung tempat acara kontes di hiasi dengan berbagai lampu yang berwarna-warni yang semakin menambah semarak acara tersebut. Karena kondisi hujan, maka untuk membantu para penonton yang ingin menyaksikan pertandingan kontes baju adat melayu, dari pihak panitia menyediakan tenda yang di lengkapi dengan kursi-kursi tempat penonton. Para penonton yang hadir terdiri dari berbagai golongan dan tingkat umur, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Depan sebelah kiri panggung tempat acara kontes baju adat, terdapat 4 buah meriam kayu atau biasa di sebut meriam karbit berwarna kuning yang agak besar, dan sedikit menyita perhatian setiap pengunjung yang hadir. Harus kita ketahui bahwa Meriam kayu merupakan hasil kerajinan asli melayu, khususnya Melayu di daerah Pontianak. Meriam ini biasa di gunakan oleh masyarakat untuk menyambut hari-hari besar, contohnya seperti hari Idul Fitri. Meriam ini terbuat dari kayu besar yang bagian tengahnya di lubangi sehingga berbentuk meriam. Untuk menghasilkan bunyi, lubang kayu tadi isi dengan karbit kemudian di sulut dengan api. Alat ini menghasilkan bunyi mirip ledakan yang sangat keras, dan biasanya masyarakat Pontianak memainkannya di tepi sungai Kapuas.  
Sekitar pukul 20.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB, hujan terus menggguyur tempat acara sehingga lantai atau bawah  tempat duduk penonton kontes baju adat melayu yang ada di tenda di genangi air. Namun, meskipun tempat penonton di genangi air, para penonton tetap tidak mau beranjak dari tempat acara, meraka seperti telah tersihir dan terpukau oleh penampilan para peserta kontestan, yang memakai pakaian berwarna warni dan indah dengan aksesoris-aksesoris yang biasa di pasangkan dengan pakaian adat melayu sesuai kebiasaan masyarakat, sehingga menambah indah pakaian di gunakan para kontestan.
            Selain acara kontes baju adat, di dalam gedung rumah adat melayu juga sedang berlangsung perlombaan seni tari japin, yaitu seni tari adat khusus suku melayu. Acara ini juga di ikuti oleh peserta dari berbagai kabupaten di Kalbar. Penonton yang menyaksikan perlombaan tari japin lebih ramai bila di bandingkan dengan penonton yang menyaksikan kontes baju adat melayu. Penampilan dari peserta perlombaan tari japin sangat memukau semua penonton yang hadir, sehingga penonton tidak ada henti-hentinya bertepuk tangan dan bersorak-sorai. Pakaian yang di pakai para peserta juga sangat menarik dan memukau serta berwarna-warni. Dalam perlombaan tersebut, para peserta ada yang menggunakan berbagai perlengkapan pembantu seperti tongkat, kipas dan lain sebagainya, sehingga membuat penampilan mereka semakin semarak. Diakhir acara, penonton di suguhi dengan penampilan penari-penari dari serawak sebagai penghibur. Sungguh malam itu merupakan malam acara yang paling semarak dan sungguh luar biasa sekali.
               
FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU VIII
Pada rabu malam tepatnya tanggal 19 Desember 2012 cuaca agak lebih cerah bila di bandingkan dengan malam sebelumnya, karena pada malam sebelumnya cuaca mendung dan turun hujan. Pada malam itu, di rumah melayu Pontianak tampak ramai oleh orang-orang, mulai dari yang muda sampai yang tua, dan di pinggiran jalan depan rumah melayu Pontianak juga tampak padat oleh kendaraan yang terparkir rapi. Mereka adalah para penonton atau masyarakat yang datang untuk menyaksikan acara yang sedang berlangsung di rumah adat melayu Pontianak, yaitu acara festival seni budaya melayu VIII  yang di selengggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat. Acara ini berlangsung selama minggu mulai dari tanggal 17 desember sampai tanggal 23 desember 2012. Acara atau kegiatan yang di adakan sangat beragam, sangat menarik, cetar membahana, dan sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi setiap yang hadir akan atau tentang kebudayaan Melayu.
Seperti malam-malam sebelumya, di Rumah Melayu Pontianak sedang berlangsung acara Festival Seni Budaya Melayu yang ke VIII. Pada malam itu yakni Rabu Malam, acara atau kegiatan yang di selenggarakan adalah acara Tangkai Vokal Grup Lagu Daerah, yang di ikuti oleh hampir 13 kabupaten yang ada di Kalbar. Sedangkan acara pada malam sebelumnya adalah acara kontes baju adat Melayu yang di ikuti oleh anak-anak, serta acara pertandingan tari japin yang bisa di bilang sangat meriah dan memukau bagi setiap orang yang hadir. Acara tangkai Vokal Grup berlangsung di dalam ruangan rumah adat Melayu. Ruangan tersebut tampak penuh oleh penonton yang tampak antusias untuk menyaksikan pertujukan sekaligus memberikan semangat kepada para peserta lomba. Didalam ruangan, panitia menyediakan tempat duduk atau kursi bagi penonton, tetapi karena penontonnya begitu ramai dan kursi yang di sediakan terbatas, maka sebagian besar penonton banyak yang meyaksikan acara sambil berdiri dan bahkan ada juga yang duduk lesehan di lantai. 
 

Para penonton yang hadir untuk menyaksikan acara, tidak seluruhnya berasal dari Pontianak, ada juga sebagian penonton yang datang langsung dari daerah, dengan niat untuk menyaksikan secara langsung serta memberikan dukungan kepada peserta-peserta acara yang tampil, terutama yang berasal dari daerahnya. Sebagian penonton juga ada dari kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa dari daerah. Mereka datang dengan tujuan untuk meyaksikan penampilan peserta dari daerahnya masing-masing, dapat kita ambil contoh misalnya mahasiswa dari sambas. Mereka, yakni mahasiswa sambas datang bersama teman-teman mereka dengan niat untuk melihat penampilan peserta dari sambas. Terbukti .ketika peserta dari sambas tampil, mereka bertepuk tangan dan sorak sorai dengan semangatnya. Setelah penari dari sambas selesai tampil, mereka langsung pulang dan tidak menonton acara  sampai akhir.

Penampilan dari para peserta lomba vocal grup sangat memukau sekali. Mereka masing-masing menampilkan dua lagu, yang terdiri dari lagu wajib dan lagu bebas. lagu wajib peserta lomba adalah lagu kopi pancung yaitu lagu melayu asli daerah Pontianak, sedangkan untuk lagu bebas, masing-masing peserta membawakan lagu dari daerah mereka masing-masing. Para peserta yang tampil tidak hanya sekedar menampilkan nyanyian, tapi juga di tambah dengan tampilan alat-alat musik tradisional melayu yang secara langsung mereka mainkan untuk mengiringi lagu yang mereka bawakan. Alat-alat musik yang di gunakan para peserta di antaranya ada gambus, tahar, biola, dan alat lain yang sangat beragam serta unik, yang kemungkinan sebagian besar masyarakat belum begitu mengenalnya.
Harapannya semoga acara-acara seperti ini lebih sering di laksanakan demi mengenalkan dan menambah pengetahuan tentang betapa kayanya kebudayaaan melayu di kalbar kepada para penonton festival khususnya dan masyarakat pada umumnya.  Sekaligus sebagai momen untuk mengembangkan budaya melayu, mengingat bentuk-bentuk seni dan budaya melayu saat ini relatif tidak berkembang. Festival atau acara ini juga, seharusnya menjadi contoh bagi yang lain, dan semoga dengan adanya acara ini bisa memotivasi kita untuk mengenal budaya melayu lebih dalam lagi. Bila seni dan budaya Melayu cemerlang, maka peradaban Melayu akan lebih gemilang serta berperan dalam kegemilangan peradaban Indonesia.
SALAM INDONESIAAA,……..

1 komentar: