Selasa, 08 Januari 2013

DESY EKA SUSILAWATI F01111051



 
FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT

Adzan magrib telah berkumandang. Menunjukkan bahwa sebagian bumi ini telah menyambut suasana malam. Segera saya berwudu untuk melaksanakan salat magrib. Setelah melaksanakan salat magrib saya menghubungi teman saya yang tinggal di Siantan. Saya berencana mengajaknya menyaksikan Festival Tangkai Seni Budaya Melayu di Taman Budaya. Setelah berbicara dengan dia, ternyata dia bersedia menemani saya pergi kesana. Saya sangat bersyukur akhirnya saya ada teman untuk menyaksikan festival tersebut.
Sekitar satu jam saya menunggunya dirumah. Ternyata dia terkena macet di jalanan. Maklum saja Kota Pontianak telah mengalami perkembangan yang pesat dalam hal kepemilikan kendaraan pribadi. Lumayan menjenuhkan menunggu dia sampai dirumahsaya.
Berdering nada ponsel saya dan ternyata itu adalah telepon dari teman saya yang telah sampai dirumah saya. Bergegas saya menuruni tangga rumah dan menemui dirinya. Kami pun langsung bergegas pergi ke tempat tujuan kami.
Dalam perjalanan menuju Taman Budaya, ternyata di jalanan lumayan macet. Waktu dalam perjalanan pun tersendat menjadi lama dalam perjalanan. Kemacetan adalah hal yang menjenuhkan apalagi saat kita sedang mengejar waktu tayang acara-acara dalam Festival Tangkai Seni Budaya Melayu ini.
Setelah lumayan lama mengantri dalam kemacetan, akhirnya saya dan teman saya sampai juga di tempat tujuan. Langsung saya parkirkan motor saya. Setelah itu saya langsung masuk lewat pintu gerbang Taman Budaya. Ternyata untuk menyaksikan kegiatan ini tidak perlu membayar tiket. Karena kegiatan ini dapat disaksikan secara gratis oleh semua kalangan.
Saat pertama saya masuk banyak sekali stand-stand yang didirikan secara teratur. Stand-stand tersebut menjual berbagai macam produk. Ada produk makanan, minuman, aksesoris, pakaian,hasil kerajinan tangan dan stand yang memperkenalkan ciri khas budaya Melayu yang ada di daerah kabupaten yang berada di Kalimantan Barat.
Sambil berkeliling dengan teman saya akhirnya saya menemukan tempat dimana acara tersebut diselenggarakan. Saya pun bergegas dengan teman saya untuk menuju ke tempat itu. Ternyata tempat itu telah sesak. Ramai orang berhimpit-himpitan di dalam ruangan yang cukup luas tersebut. Saya dan teman saya hanya bisa menyaksikan acara tersebut dari depan pintu.
Acara yang sedang ditunggu-tunggu warga Pontianak saat itu adalah Tangkai Seni Vocal Group yang dimana peserta adalah peserta vocal group dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Kalimantan Barat.
Acara tersebut dibuka oleh MC. Vocal Group ini nanti juga akan dinilai oleh para juri-juri. Penampilan pertama dibuka oleh kelompok vocal group dari Kabupaten Kapuas Hulu. Penampilan kelompok vocal group dari Kapuas Hulu sangat teduh dipandang mata. Dengan balutan busana khas Melayu yang berwarna hijau memberikan keteduhan hati para penonton yang menyaksikannya. Lagu pertama yang dibawa mereka adalah lagu wajib yang berjudul “Kopi Pancung”. Lagu ini harus dinyanyikan oleh semua kelompok vocal group yang berasal dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Kalimantan Barat. Lagu kedua adalah lagu pilihan dimana lagu tersebut adalah lagu dari daerah asal masing-masing. Lagu pilihan yang disajikan oleh kelompok vocal group dari Kabupaten Kapuas Hulu ini berjudul “Sengkumang”. Penampilan dari Kabupaten Kapuas Hulu ini adalah vocal group yang berpasangan. Kelompok vocal group ini memiliki dua pasangan dan memiliki pengiring musiknya. Menurut saya penampilan mereka bagus. Dengan perpaduan dua suara yang berbeda menjadikan lagu daerah tersebut terdengar indah ditelinga. Lagu-lagu yang dibawakannya pun telah membuat penonton terpana mendengarnya.
Saat lagu yang dibawakan oleh kelompok vocal group ini selesai mereka langsung mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Dalam kegiatan ini juri tidak memberikan kritik atau saran.
Setelah selesai penampilan dari kelompok vocal group dari Kabupaten Kapuas Hulu kini disusul dengan nomor undian yang menampilkan kelompok vocal group dari Kabupaten Kayong Utara. Kelompok vocal group dari Kabupaten Kayong Utara terdiri dari enam wanita dan pengiring musiknya. Baju khas Melayu berpadu dengan warna kuning memancarkan semangat dan cerahnya suasana hati mereka untuk membawakan lagu wajib dan lagu pilihan khas Melayu. Lagu pertama yang dibawakan adalah lagu yang brjudul “Kopi Pancung” setelah itu dilanjutkan dengan lagu kedua yang berjudul “Sukadana” dimana kata Sukadana sendiri adalah nama ibu kota kabupaten Kayong Utara itu sendiri. Penyanyi vocal group tersebut sangatlah semangat membawakan lagu-lagu Melayu tersebut.
Setelah selesai penampilan kelompok vocal group dari Kabupaten Kayong Utara kini dilanjutkan lagi dengan iringan kelompok vocal group yang berasal dari Kota Singkawang. Busana khas Melayu yang mereka gunakan sangatlah indah dan mewah. Sehingga saat saat mereka baru masuk ke arena panggung pun mereka sudah menerima tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Saat pertama mereka membawakan lagu “Kopi Pancung” sungguh terasa suara mereka sangat memanjakan para penonton yang menyaksikan penampilan mereka. Paduan vocal group yang kreatif dalam mengarransemen lagu daerah tersebut. Vocal group mereka yang menampilkan empat wanita cantik yang berbalut busana indah khas Melayu pun menjadi pemandangan yang indah dimata para penontonnya. Menurut saya kelompok vocal group ini adalah kelompok vocal group yang sangat bagus diantara kelompok vocal group yang sebelumnya. Saya sangat menyukai kelompok vocal group ini karena suara mereka yang merdu dan penampilannya yang indah dipandang mata.
Karena kegiatan tersebut semakin ramai disaksikan oleh masyarakat akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk keluar dari ruang tersebut karena di dalam semakin teras sesak. Saat di luar saya dan teman saya kembali mengelilingi stand-stand. Kami tertarik untuk melihat-lihat pernak pernik, pakaian dan hasil kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang dihasilkan sangat unit. Ada patung yang dibuat dari akar keladi air. Harganya pun tidak merogoh kocek. Hasil kerajinan tersebut dipatok dengan tarif berkisar dari Rp 60.000,00-Rp 150.000,00.
Setelah puas berkeliling melihat stand-stand akhirnya saya bertemu dengan teman-teman sekampu ssaya. Mereka juga sedang menyaksikan acara Tangkai Seni Vocal Group itu. Karena saya dan teman saya hendak pulang, saya pun tidak dapat berlama-lama ngobrol dengan mereka karena waktu telah menunjukkan pusayak 21.30 malam.
Pada hari Jumat (21/12/2012) saya dan teman-teman mengikuti seminar. Seminar Internasional Melayu Gemilang itu dilaksanakan di Hotel Orchadz, Pontianak. Kami pergi bersama-sama dari kampus. Hanya sekitar 10 menit kami telah sampai di Hotel Orchadz. Hotel tersebut memang dekat dengan kampus kami. Saat sampai kami pun langsung memarkirkan motor kami masing-masing. Kami pun berbondong-bondong memasuki hotel. Saat sampai di hotel kami mengantri untuk masuk ke lift. Kami beramai-ramai menaiki lift untuk menuju lantai 6 dimana tempat tersebut adalah tempat yang digunakan untuk seminar.
Dalam seminar tersebut dibahas beberapa penelitian yang dilakukan oleh para narasumber. Kami mengikuti pembahasan yang ketiga. Pembahasan yang saya dengar adalah pertanggungjawaban dari seorang narasumber wanita yang bernama Ramadania dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura. Narasumber tersebut mengangkat judul penelitiannya dengan diberi nama “Etnosentrisme Konsumen dan Sikap Terhadap Produk-Produk Malaysia dan Amerika : Studi pada Konsumen Etnik Melayu di Kalimantan Barat”. Latar belakang dari penelitian ini adalah akibat dari meningkatnya perdagangan internasional. Konsep penting dari pembahasan penelitian ini adalah faktor-faktor yang membuat warga Indonesia terutama masyarakat Melayu yang ada di Kalimantan Barat tertarik terhadap produk-produk luar negeri berupa makanan dan suplemen dan menganggapnya sebagai produk-produk yang berkualitas tinggi dan bergengsi. Produk Malaysia menjadi produk yang mendominasi dikalangan warga Indonesia itu sendiri. Kenaikan penggunaan produk Malaysia oleh warga Indonesia dalam selang setahun menunjukkan persentase yang sangat tinggi yaitu dari 67% menjadi 400%.
Setelah kami selesai mengikuti seminar, kami pun langsung turun menggunakan lift untuk kembali pulang ke rumah. Kami pun berfoto-foto di lift. Sangat indah pengalaman hari ini dan saat menyaksikan acara Festival Tangkai Seni Budaya Melayu. Semuanya memberikan saya pengetehuan baru tentang budaya Melayu yang ada di Kalimantan Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar