FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT
Adzan magrib telah berkumandang.
Menunjukkan bahwa sebagian bumi ini telah menyambut suasana malam. Segera saya
berwudu untuk melaksanakan salat magrib. Setelah melaksanakan salat magrib saya
menghubungi teman saya yang tinggal di Siantan. Saya berencana mengajaknya
menyaksikan Festival Tangkai Seni Budaya Melayu di Taman Budaya. Setelah
berbicara dengan dia, ternyata dia bersedia menemani saya pergi kesana. Saya
sangat bersyukur akhirnya saya ada teman untuk menyaksikan festival tersebut.
Sekitar satu jam saya
menunggunya dirumah. Ternyata dia terkena macet di jalanan. Maklum saja Kota
Pontianak telah mengalami perkembangan yang pesat dalam hal kepemilikan
kendaraan pribadi. Lumayan menjenuhkan menunggu dia sampai dirumahsaya.
Berdering nada ponsel
saya dan ternyata itu adalah telepon dari teman saya yang telah sampai dirumah
saya. Bergegas saya menuruni tangga rumah dan menemui dirinya. Kami pun
langsung bergegas pergi ke tempat tujuan kami.
Dalam perjalanan menuju Taman Budaya, ternyata di jalanan
lumayan macet. Waktu dalam perjalanan pun tersendat menjadi lama dalam
perjalanan. Kemacetan adalah hal yang menjenuhkan apalagi saat kita sedang
mengejar waktu tayang acara-acara dalam Festival Tangkai Seni Budaya Melayu
ini.
Setelah lumayan lama mengantri dalam kemacetan, akhirnya saya
dan teman saya sampai juga di tempat tujuan. Langsung saya parkirkan motor saya.
Setelah itu saya langsung masuk lewat pintu gerbang Taman Budaya. Ternyata
untuk menyaksikan kegiatan ini tidak perlu membayar tiket. Karena kegiatan ini
dapat disaksikan secara gratis oleh semua kalangan.
Saat pertama saya masuk banyak sekali stand-stand yang
didirikan secara teratur. Stand-stand tersebut menjual berbagai macam produk.
Ada produk makanan, minuman, aksesoris, pakaian,hasil kerajinan tangan dan
stand yang memperkenalkan ciri khas budaya Melayu yang ada di daerah kabupaten
yang berada di Kalimantan Barat.
Sambil berkeliling dengan teman saya akhirnya saya menemukan
tempat dimana acara tersebut diselenggarakan. Saya pun bergegas dengan teman
saya untuk menuju ke tempat itu. Ternyata tempat itu telah sesak. Ramai orang
berhimpit-himpitan di dalam ruangan yang cukup luas tersebut. Saya dan teman
saya hanya bisa menyaksikan acara tersebut dari depan pintu.
Acara yang sedang ditunggu-tunggu warga Pontianak saat itu
adalah Tangkai Seni Vocal Group yang dimana peserta adalah peserta vocal group
dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Kalimantan Barat.
Acara tersebut dibuka oleh MC. Vocal Group ini nanti juga
akan dinilai oleh para juri-juri. Penampilan pertama dibuka oleh kelompok vocal
group dari Kabupaten Kapuas Hulu. Penampilan kelompok vocal group dari Kapuas
Hulu sangat teduh dipandang mata. Dengan balutan busana khas Melayu yang
berwarna hijau memberikan keteduhan hati para penonton yang menyaksikannya.
Lagu pertama yang dibawa mereka adalah lagu wajib yang berjudul “Kopi Pancung”.
Lagu ini harus dinyanyikan oleh semua kelompok vocal group yang berasal dari
seluruh kota/kabupaten yang ada di Kalimantan Barat. Lagu kedua adalah lagu
pilihan dimana lagu tersebut adalah lagu dari daerah asal masing-masing. Lagu
pilihan yang disajikan oleh kelompok vocal group dari Kabupaten Kapuas Hulu ini
berjudul “Sengkumang”. Penampilan dari Kabupaten Kapuas Hulu ini adalah vocal
group yang berpasangan. Kelompok vocal group ini memiliki dua pasangan dan
memiliki pengiring musiknya. Menurut saya penampilan mereka bagus. Dengan
perpaduan dua suara yang berbeda menjadikan lagu daerah tersebut terdengar
indah ditelinga. Lagu-lagu yang dibawakannya pun telah membuat penonton terpana
mendengarnya.
Saat lagu yang dibawakan oleh kelompok vocal group ini
selesai mereka langsung mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para
penonton. Dalam kegiatan ini juri tidak memberikan kritik atau saran.
Setelah selesai penampilan dari kelompok vocal group dari
Kabupaten Kapuas Hulu kini disusul dengan nomor undian yang menampilkan
kelompok vocal group dari Kabupaten Kayong Utara. Kelompok vocal group dari
Kabupaten Kayong Utara terdiri dari enam wanita dan pengiring musiknya. Baju
khas Melayu berpadu dengan warna kuning memancarkan semangat dan cerahnya suasana
hati mereka untuk membawakan lagu wajib dan lagu pilihan khas Melayu. Lagu
pertama yang dibawakan adalah lagu yang brjudul “Kopi Pancung” setelah itu
dilanjutkan dengan lagu kedua yang berjudul “Sukadana” dimana kata Sukadana
sendiri adalah nama ibu kota kabupaten Kayong Utara itu sendiri. Penyanyi vocal
group tersebut sangatlah semangat membawakan lagu-lagu Melayu tersebut.
Setelah selesai penampilan kelompok vocal group dari
Kabupaten Kayong Utara kini dilanjutkan lagi dengan iringan kelompok vocal
group yang berasal dari Kota Singkawang. Busana khas Melayu yang mereka gunakan
sangatlah indah dan mewah. Sehingga saat saat mereka baru masuk ke arena
panggung pun mereka sudah menerima tepuk tangan yang meriah dari para penonton.
Saat pertama mereka membawakan lagu “Kopi Pancung” sungguh terasa suara mereka
sangat memanjakan para penonton yang menyaksikan penampilan mereka. Paduan
vocal group yang kreatif dalam mengarransemen lagu daerah tersebut. Vocal group
mereka yang menampilkan empat wanita cantik yang berbalut busana indah khas
Melayu pun menjadi pemandangan yang indah dimata para penontonnya. Menurut saya
kelompok vocal group ini adalah kelompok vocal group yang sangat bagus diantara
kelompok vocal group yang sebelumnya. Saya sangat menyukai kelompok vocal group
ini karena suara mereka yang merdu dan penampilannya yang indah dipandang mata.
Karena kegiatan tersebut semakin ramai disaksikan oleh
masyarakat akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk keluar dari ruang
tersebut karena di dalam semakin teras sesak. Saat di luar saya dan teman saya
kembali mengelilingi stand-stand. Kami tertarik untuk melihat-lihat pernak
pernik, pakaian dan hasil kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang dihasilkan
sangat unit. Ada patung yang dibuat dari akar keladi air. Harganya pun tidak
merogoh kocek. Hasil kerajinan tersebut dipatok dengan tarif berkisar dari Rp
60.000,00-Rp 150.000,00.
Setelah puas berkeliling melihat stand-stand akhirnya saya
bertemu dengan teman-teman sekampu ssaya. Mereka juga sedang menyaksikan acara
Tangkai Seni Vocal Group itu. Karena saya dan teman saya hendak pulang, saya
pun tidak dapat berlama-lama ngobrol dengan mereka karena waktu telah
menunjukkan pusayak 21.30 malam.
Pada hari Jumat (21/12/2012) saya dan teman-teman mengikuti
seminar. Seminar Internasional Melayu Gemilang itu dilaksanakan di Hotel
Orchadz, Pontianak. Kami pergi bersama-sama dari kampus. Hanya sekitar 10 menit
kami telah sampai di Hotel Orchadz. Hotel tersebut memang dekat dengan kampus
kami. Saat sampai kami pun langsung memarkirkan motor kami masing-masing. Kami
pun berbondong-bondong memasuki hotel. Saat sampai di hotel kami mengantri
untuk masuk ke lift. Kami beramai-ramai menaiki lift untuk menuju lantai 6
dimana tempat tersebut adalah tempat yang digunakan untuk seminar.
Dalam seminar tersebut dibahas beberapa penelitian yang dilakukan
oleh para narasumber. Kami mengikuti pembahasan yang ketiga. Pembahasan yang
saya dengar adalah pertanggungjawaban dari seorang narasumber wanita yang
bernama Ramadania dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura.
Narasumber tersebut mengangkat judul penelitiannya dengan diberi nama “Etnosentrisme
Konsumen dan Sikap Terhadap Produk-Produk Malaysia dan Amerika : Studi pada
Konsumen Etnik Melayu di Kalimantan Barat”. Latar belakang dari penelitian ini
adalah akibat dari meningkatnya perdagangan internasional. Konsep penting dari
pembahasan penelitian ini adalah faktor-faktor yang membuat warga Indonesia
terutama masyarakat Melayu yang ada di Kalimantan Barat tertarik terhadap
produk-produk luar negeri berupa makanan dan suplemen dan menganggapnya sebagai
produk-produk yang berkualitas tinggi dan bergengsi. Produk Malaysia menjadi
produk yang mendominasi dikalangan warga Indonesia itu sendiri. Kenaikan
penggunaan produk Malaysia oleh warga Indonesia dalam selang setahun
menunjukkan persentase yang sangat tinggi yaitu dari 67% menjadi 400%.
Setelah kami selesai mengikuti seminar, kami pun langsung
turun menggunakan lift untuk kembali pulang ke rumah. Kami pun berfoto-foto di
lift. Sangat indah pengalaman hari ini dan saat menyaksikan acara Festival
Tangkai Seni Budaya Melayu. Semuanya memberikan saya pengetehuan baru tentang
budaya Melayu yang ada di Kalimantan Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar