Liputan Festival Seni Budaya Melayu
Pontianak - Majelis
Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat menggelar Festival Seni Budaya
Melayu VIII di Kota Pontianak pada 17-23 Desember 2012 di Rumah Adat Melayu
Pontianak.
Tema Festival Seni Budaya Melayu tahun ini
adalah "Seni Cemerlang Melayu Gemilang". Yang artinya, mengembangkan
kesenian dan budaya Melayu agar ke depannya lebih berkreasi dan lestari.
Dari informasi yang saya
dapatkan saat itu peserta festival dari 13 kabupaten/kota, kecuali Majelis Adat
Budaya Melayu Ketapang yang tidak ikut,
Dari luar daerah, ada peserta asal Pekanbaru, Aceh, Malaysia, dan Brunei
Darussalam.
Chairil Effendi, Ketua MABM
Kalimantan Barat mengatakan, “Ada dua agenda besar MABM Kalimantan Barat akhir
2012, yakni festival seni budaya dan Musyawarah Besar IV yang diselenggarakan
lima tahun sekali. Khusus untuk musyawarah, acaranya akan dimulai pada 21
hingga 22 Desember dengan agenda pemilihan kepengurusan MABM lima tahun ke
depan”.
Rabu, 19 Desember
2012 , Saya datang ke Rumah Adat Melayu pontianak tepat pukul setengah delapan
malam. Saat itu langit telah gelap dan yang ada hanya gemerlap lampu yang
terang benderang memenuhi pelantaran halaman di Rumah Adat Melayu itu. Nuansa
hijau kuning yang ada membuat suasana menjadi semakin meriah pada malam itu.
Dari depan saja sudah tampak ratusan bahkan ribuan orang yang berdatangan
kesana untuk menikmati acara Festival Seni Budaya Melayu yang diadakan di
Pontianak Kalbar ini.
Setelah saya masuk
ke halaman Rumah Adat Melayu tersebut, saya segera melihat - lihat berbagai
macam pameran yang menawarkan produk - produk dan barang yang sangat menarik
minat pembeli, termasuk saya sendiri. Saat itu saya tertarik dengan baju batik
yang ditawarkan dari Daerah Kabupaten Sanggau. Namun, pada saat itu saya tidak
membeli barang itu dikarenakan harganya yang tidak cocok dengan uang saku saya.
Saya pun sedikit merasa kecewa akan hal itu.
Tak lama kemudian, saya
pun bergegas naik ke atas dimana tempat acara indoor berlangsung dan saya
mendapati ruangan itu telah penuh dan ramai oleh orang-orang yang ingin
menyaksikan pagelaran yang sebentar lagi akan dimulai. Rupanya setelah saya
melihat susunan jadwal acara yang tertera pada dinding luar ruangan , saya pun
mengetahui acara yang akan segera dimulai saat itu. Saya juga bertemu dengan
teman - teman saya disana dan kami mulai menikmati suasana disana dengan hikmat.
Tepat pukul delapan malam , acara yang
ditunggu pun dimulai. Acara pada malam itu yaitu Tangkai Vokal Group Lagu Daerah
yang pertama-tama dibuka oleh MC acara dan kemudian dilanjutkan dengan
penampilan pertama yaitu peserta yang berasal dari Daerah Kabupaten Kapuas Hulu
yang terdiri dari 4 orang penyanyi dan 6 pemain musik. Peserta tersebut
menggunakan pakaian dengan nuansa hijau muda sesuai dengan ciri khas warna
Melayu yang ada. Para peserta dari Kapuas Hulu ini menyanyikan lagu wajib
daerah yaitu lagu ” Kopi Pancong ” dan dilanjutkan dengan lagu kedua yang
dipilih bebas oleh para peserta.
Penampilan yang kedua datang dari peserta yang berasal dari Daerah
Kabupaten Kayong Utara yang terdiri dari 7 orang penyanyi dan 3 orang pemain
musik. Para penyanyi mengunakan pakaian dengan warna kuning oren dan yang
bermain musik menggunakan pakaian berwarna hijau terang. Lagu pertama yang
dibawakan yaitu lagu wajib daerah ” Kopi Pancong ” dan lagu kedua yang
dibawakan adalah lagu daerah yang berjudul ” Sukadane ”. Para peserta ini bernyanyi sambil sedikit
menari , mereka menggunakan standing mic.
Penampilan yang ketiga yaitu peserta yang berasal dari Kota Singkawang yang
terdiri dari 4 orang penyanyi dan 6 orang pemain musik yang semuanya
menggunakan pakaian dengan warna yang terang yaitu hijau merah yang membuat
panggung itu menjadi cerah dan menarik. Namun saat baru akan dimulai penampilan
mereka terjadilah kesalahan teknis yang menyebabkan sedikit terlambat
penampilannya. Dan setelah kesalahan teknis itu diperbaiki , dimulailah
penampilan yang sangat memakau itu , mereka membawakan lagu demi lagu dengan
enerjik dan memukau para penonton . musik dan suara indah serta tarian yang
enerjik membuat para penonton terhipnotis dan tanpa sadar penampilan telah
usai. Tepukan tangan yang meriah dari penonton mengakhiri penampilan dari Kota
Singkawang.
Penampilan yang keempat datang dari peserta yang berasal dari Kabupaten
Pontianak yang juga dimulai dengan menyanyikan lagu wajib daerah terlebih dahulu
dan dilanjutkan dengan lagu pilihan peserta sendiri.
Malam pun berlalu, saat itu baru 4 peserta yang tampil namun jam yang ada
ditangan saya sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dan saya pun harus
segera bergegas untuk pulang kerumah. Saya pun tidak melanjutkan menonton acara
Tangkai Vocal Group Lagu Daerah tersebut.
Malam itu saya mendapatkan banyak hal menarik dan menyenangkan karna dapat
datang dan menikmati acara yang dilaksanakan oleh Majelis Adat
Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat secara langsung bersama teman-teman saya
.
Keesokan harinya saya mendengar bahwa acara yang berlangsung pada malam
sebelumnya berlangsung hingga pukul setengah satu malam. Bisa saya bayangkan
acara itu pasti semakin seru dan membuat penontonnya lupa akan waktu yang
semakin larut. Sekian liputan yang bisa saya laporkan. Kurang dan lebihnya saya
mohon maaf. Terima kasih atas perhatiannya.
Liputan Seminar Internasional
Jumat
, 21 Desember 2012 disiang yang terik sekitar pukul dua siang saya dan teman
sekelas saya mendatangi sebuah hotel yang
bernama “ Orchard “ karena ditugaskan oleh dosen saya yaitu Pak Dedy
untuk mengikuti Seminar Internasional yang termasuk juga dalam agenda acara
Festival Seni Budaya Melayu.
Saat
saya datang dan sudah sampai ditempat tujuan saya langsung dihadapkan oleh
pemateri yang saat itu membahas tentang “ Implementasi Budaya Organisasi oleh
Pelaku Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit ”.
Materi
disampaikan oleh Dr. H. Ngusmanto, M.Si selaku Dosen FISIP UNTAN. Menurut
beliau semua pelaku bisnis pasti memiliki motif untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya. Demikian juga para pelaku bisnis perkebunan kelapa sawit di
bawah naungan PTPN XIII.
Persoalannya
muncul perilaku-perilaku menyimpang dengan motif untuk “mengeruk” dan
“menggerogoti” PTPN demi kepentingan dan mengejar keuntungan pribadi dan
keluarga atau kelompok.
Untuk
itu permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan : “ Mengapa implementasi
budaya organisasi oleh pelaku bisnis perkebunan kelapa sawit mengalami
kesuliatan ataubelum berjalan seperti yang diharapkan?”
Pelaku
bisnis perkebunan menyimpang atau tidak mengimplementasikan budaya organisasi
yang terkait dengan kebersamaan, intergritas, tanggung jawab, loyaliotas,
kepatuhan terhadap norma perusahaan dan disiplin akan mengalami kesulitan untuk
mewujudkan usaha yang maju bersama antar mereka secara berkelanjutan.
Penutup
Perilaku
menyimpang akan dapat diminimalkan dan maju bersama secara berkelanjutan dalam
membangun bisnis dapat diwujudkan apabila mereka mengimplementasikan budaya
organisasi.
Setelah
mengikuti materi itupun saya langsung pulang walaupun sebenarnya seminarnya
belum selesai dan dilanjutkan oleh pemateri lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar