Selasa, 15 Januari 2013

Ervina Vertilia F01111029

 
Tangkai Seni Hadrah
Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat ini terletak dijalan Sutan Syahrir, kota Pontianak. Tiang pertama rumah adat ini ditancapkan pada tanggal 17 Mei 2003. Rumah Adat Melayu Kalbar diresmikan secara langsung oleh Wakil Presiden Jussuf Kalla pada tanggal 9 November 2005  Rumah adat melayu ini merupakan pusat dari kebudayaan melayu yang ada di Kalimantan Barat. Rumah adat melayu ini juga berfungsi sebagai tempat musyawarah Majelis Adat Budaya Melayu. Majelis Adat Budaya Melayu,berperan dalam menyelenggarakan even budaya melayu di Kalbar, satu diantaranya adalah Festival Seni Budaya Melayu yang telah berlangsung lama Festival Seni Budaya Melayu mulai digelar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 17/12/2012 dengan tema Seni Cemerlang Melayu Gemilang. Festival diselenggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat. Ketua Umum MABM Kalbar adalah Bapak Chairil Effendy dan Ketua MABM kabupaten/kota se-Kalbar.
Festival akan diisi dengan sejumlah kegiatan selama sepekan ke depan. Kegiatan antara lain seminar dan pawai seni budaya. Festival dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalbar M Zeet Hamdy Assovie di Rumah Adat Melayu Kalbar di Kota Pontianak. Dan selain itu juga ada menggelar 14 tangkai (cabang) perlombaan, di antaranya lomba menyanyi Melayu, seni silat, merias pengantin Melayu, rancang motif Melayu, busana Melayu tingkat anak-anak, tari jepin tradisional, upacara adat tepung tawar, syair Melayu, berbalas pantun, pangkak dan uring gasing, seni hadrah, lomba bertutur, dan lomba sampan bidar. Pembukaan festival yang berlangsung semarak dan meriah tersebut selain dihadiri beberapa raja yang ada di Kalbar juga dihadiri tamu undangan dari Malaysia dan Brunai Darussalam. Bahkan beberapa etnis seperti cina, dayak, bugis, jawa dan lain-lainnya.
Acara yang diselenggarakan pada tanggal 20 desember 2012 di mulai pukul 20.00 WIB yaitu dengan tema Tangkai Seni Hadrah. Juri-juri yang menilai adalah Sy. Selamet Yusuf Alkadri, Syawaludin, dan Mu’in. Para peserta tidak sabar lagi ingin menunjukkan kemampuannya masing-masing, dengan semangat yang berkobar-kobar ditunjukkan pada mimik wajah mereka yang berseri-seri. Para peserta berasal dari daerah-daerah yang berbeda baik perempuan maupun laki-laki yang menampilkan tarian daerah masing-masing, inilah yang membedakan antara pertunjukkan ini, namun walaupun berbeda satu sama lain satu kesatuan tetap kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam.

Penonton tidak sabar lagi ingin melihat tarian indah dari para peserta dan semangat mereka juga tidak kalah menggebuhnya dengan para peserta, suara para penonton seakan-akan menggempakan bumi dengan semaraknya yang heboh dan menggelegar. Tampilan pertama menghebohkan para penonton, suara dan tepuk tangan membuat para hadirin semua ikut berkobar nan api yang  tak terpadamkan. Dengan senyuman indah dan menawan peserta pertama perwakilan dari Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Pontianak menaiki panggung dengan mengenakan kostum merah dan biru yang diperankan oleh para pria. Gerakannya sungguh indah dan menawan sehingga membawa para penonton terhanyut dengan keasyikan masing-masing. Malam yang begitu dingin namun tidak membuat para penonton hilang semangat karena keinginan mereka untuk menonton pertunjukkan sangatlah menggelegar. Seusai pertunjukan pertama tepuk tanganpun terdengar lagi dari para penonton yang dipersembahkan untuk para peserta pertama.

Beberapa menit kemudian peserta ke dua pun menaiki panggung yang diwakilkan dari Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Sekadau. Busana yang yang dikenakan begitu khas mewarnai panggung, penonton dan tamu undangan antusias menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan oleh para penari-penari yang bergerak dengan lembut gemulai.

Kemudian peserta ke empat dari kabupaten melawi terdiri dari 12 peserta penari wanita dan 3 laki-laki. Dengan langkah kaki yang teratur dan tenang sang penari pun dengan lincahnya bergerak dengan diiringi musik, wajah yang cantik bak bidadari dengan senyuman indah dan laki-laki tampan tampak tenang di atas panggung. Dengan lembut gemulai mereka memainkan tangan mereka yang yang lentik. Setelah selsesai mereka pun memohon diri untuk turun dari panggung.

Setelah peserta ke empat selesai, peserta ke lima pun menunjukkan bakatnya di atas panggung yang diwakilkan oleh Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Pontianak. Sorak sorai dari undangan dan tamu pun terdengar lagi sehingga semangat pun membara-bara. Keanggunan para penari membuat para penonton pesona sehingga tidak kesat mata dilihat. Keramaian tidak hanya di atas panggung, di stan juga tidak kalah hebohnya dengan di atas panggung, banyak orang berjualan beraneka ragam barang, seperti mainan, baju, makanan, dal lain sebagainya.

Budaya merupakan ciri khas dari setiap daerah di nusantara. Dengan festival seni budaya melayu dapat mempererat tali persaudaraan. Selain itu, juga melestarikan seni budaya di Kalimantan barat dapat meningkatkan pariwisata yang ada di Kalimantan barat. Dengan adanya seni budaya ini kita harapkan dapat meningkatkan perekonomian kerakyatan. Dari rentetan acara tersebut berbagai pertunjukan dan pergelaran kesenian ditampilkan untuk memeriahkan suasana di Kompleks Rumah Adat Melayu Kalbar. Budaya adalah suatu keragaman yang di miliki Bangsa Indonesia, oleh karena itu kita harus melestarikan kebudayaan kita dan tetap menjaganya.  Sebagai bangsa Indonesia harusnya kita harus menjunjung tinggi kebudayaan kita sendiri, dan kita juga tidak bisa terlepas dari semua tanggung jawab kita.


Seminar Internasional Melayu Gemilang
Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Nusantara

Tanggal 21 Desember 2012 seminar  diadakan di Hotel Ocrhardz pada pukul 14.45-13.45 WIB di lantai tiga dengan paralel yang ke-3. Moderatornya tidak lain adalah orang yang dikenal yaitu Bapak Dedy Ari Safwan, beliau adalah dosen Bahasa Indonesia di FKIP UNTAN. Para peserta mengikuti dengan tenang dan mendengarkan dengan baik. Seminar ini tidak banyak saya mengerti karena  pemakalah Seminar Internasional Melayu Gemilang Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Nusantara adalah orang Malaysia sebab tidak menguasai bahasa melayu Malaysia dan pemateri juga menjelaskan dengan sangat cepat dan waktu yang diberikan oleh moderator hanya sepuluh menit untuk pemakalah. Yang dibahas adalah warisan yang sangat penting untuk dibudidayakan dan perlu di gali lebih dalam lagi. Disni tidak membahas tentang perbedaan kebudayaan namun yang dibahas adalah kebudayaan melayu yang perlu dikembangkan.


1 komentar:

  1. Kapan nama saya jadi Dedy Ari Safwan? Harus buat bubur merah putih lagi ini he he he salam Dedy Ari Asfar

    BalasHapus