Tangkai Seni Hadrah
Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat ini terletak
dijalan Sutan Syahrir, kota Pontianak. Tiang pertama rumah adat ini ditancapkan
pada tanggal 17 Mei 2003. Rumah Adat Melayu Kalbar diresmikan secara langsung
oleh Wakil Presiden Jussuf Kalla pada tanggal 9 November 2005 Rumah adat melayu ini merupakan pusat dari
kebudayaan melayu yang ada di Kalimantan Barat. Rumah adat melayu ini juga
berfungsi sebagai tempat musyawarah Majelis Adat Budaya Melayu. Majelis Adat
Budaya Melayu,berperan dalam menyelenggarakan even budaya melayu di Kalbar,
satu diantaranya adalah Festival Seni Budaya Melayu yang telah berlangsung lama
Festival Seni Budaya Melayu mulai digelar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat,
Senin 17/12/2012 dengan tema Seni Cemerlang Melayu Gemilang. Festival
diselenggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat. Ketua Umum
MABM Kalbar adalah Bapak Chairil Effendy dan Ketua MABM kabupaten/kota
se-Kalbar.
Festival akan diisi dengan sejumlah kegiatan selama
sepekan ke depan. Kegiatan antara lain seminar dan pawai seni budaya. Festival
dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalbar M Zeet Hamdy Assovie di Rumah Adat Melayu Kalbar
di Kota Pontianak. Dan selain itu juga ada menggelar 14 tangkai (cabang)
perlombaan, di antaranya lomba menyanyi Melayu, seni silat, merias pengantin
Melayu, rancang motif Melayu, busana Melayu tingkat anak-anak, tari jepin
tradisional, upacara adat tepung tawar, syair Melayu, berbalas pantun, pangkak
dan uring gasing, seni hadrah, lomba bertutur, dan lomba sampan bidar. Pembukaan
festival yang berlangsung semarak dan meriah tersebut selain dihadiri beberapa
raja yang ada di Kalbar juga dihadiri tamu undangan dari Malaysia dan Brunai
Darussalam. Bahkan beberapa etnis seperti cina, dayak, bugis, jawa dan
lain-lainnya.
Acara yang
diselenggarakan pada tanggal 20 desember 2012 di mulai pukul 20.00 WIB yaitu
dengan tema Tangkai Seni Hadrah. Juri-juri yang menilai adalah Sy. Selamet
Yusuf Alkadri, Syawaludin, dan Mu’in. Para peserta tidak sabar lagi ingin
menunjukkan kemampuannya masing-masing, dengan semangat yang berkobar-kobar
ditunjukkan pada mimik wajah mereka yang berseri-seri. Para peserta berasal dari
daerah-daerah yang berbeda baik perempuan maupun laki-laki yang menampilkan
tarian daerah masing-masing, inilah yang membedakan antara pertunjukkan ini,
namun walaupun berbeda satu sama lain satu kesatuan tetap kebudayaan Indonesia
yang beraneka ragam.
Penonton tidak
sabar lagi ingin melihat tarian indah dari para peserta dan semangat mereka
juga tidak kalah menggebuhnya dengan para peserta, suara para penonton
seakan-akan menggempakan bumi dengan semaraknya yang heboh dan menggelegar. Tampilan
pertama menghebohkan para penonton, suara dan tepuk tangan membuat para hadirin
semua ikut berkobar nan api yang tak
terpadamkan. Dengan senyuman indah dan menawan peserta pertama perwakilan dari
Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Pontianak menaiki
panggung dengan mengenakan kostum merah dan biru yang diperankan oleh para
pria. Gerakannya sungguh indah dan menawan sehingga membawa para penonton
terhanyut dengan keasyikan masing-masing. Malam yang begitu dingin namun tidak
membuat para penonton hilang semangat karena keinginan mereka untuk menonton
pertunjukkan sangatlah menggelegar. Seusai pertunjukan pertama tepuk tanganpun
terdengar lagi dari para penonton yang dipersembahkan untuk para peserta
pertama.
Beberapa menit
kemudian peserta ke dua pun menaiki panggung yang diwakilkan dari Dewan
Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Sekadau. Busana yang yang
dikenakan begitu khas mewarnai panggung, penonton dan tamu undangan antusias menyaksikan
pertunjukan yang ditampilkan oleh para penari-penari yang bergerak dengan
lembut gemulai.
Kemudian peserta
ke empat dari kabupaten melawi terdiri dari 12 peserta penari wanita dan 3
laki-laki. Dengan langkah kaki yang teratur dan tenang sang penari pun dengan
lincahnya bergerak dengan diiringi musik, wajah yang cantik bak bidadari dengan
senyuman indah dan laki-laki tampan tampak tenang di atas panggung. Dengan
lembut gemulai mereka memainkan tangan mereka yang yang lentik. Setelah
selsesai mereka pun memohon diri untuk turun dari panggung.
Setelah peserta
ke empat selesai, peserta ke lima pun menunjukkan bakatnya di atas panggung
yang diwakilkan oleh Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten
Pontianak. Sorak sorai dari undangan dan tamu pun terdengar lagi sehingga
semangat pun membara-bara. Keanggunan para penari membuat para penonton pesona
sehingga tidak kesat mata dilihat. Keramaian tidak hanya di atas panggung, di
stan juga tidak kalah hebohnya dengan di atas panggung, banyak orang berjualan
beraneka ragam barang, seperti mainan, baju, makanan, dal lain sebagainya.
Budaya merupakan ciri khas dari
setiap daerah di nusantara. Dengan festival seni budaya melayu dapat
mempererat tali persaudaraan. Selain itu, juga melestarikan seni budaya di Kalimantan
barat dapat meningkatkan pariwisata yang ada di Kalimantan barat. Dengan adanya seni budaya ini kita harapkan
dapat meningkatkan perekonomian kerakyatan. Dari rentetan acara tersebut
berbagai pertunjukan dan pergelaran kesenian ditampilkan untuk memeriahkan
suasana di Kompleks Rumah Adat Melayu Kalbar. Budaya adalah suatu keragaman
yang di miliki Bangsa Indonesia, oleh karena itu kita harus melestarikan
kebudayaan kita dan tetap menjaganya. Sebagai
bangsa Indonesia harusnya kita harus menjunjung tinggi kebudayaan kita sendiri,
dan kita juga tidak bisa terlepas dari semua tanggung jawab kita.
Seminar
Internasional Melayu Gemilang
Warisan Kearifan
Lokal dan Pendidikan
Karakter Nusantara
Tanggal 21 Desember 2012 seminar diadakan di Hotel Ocrhardz pada pukul
14.45-13.45 WIB di lantai tiga dengan paralel yang ke-3. Moderatornya tidak
lain adalah orang yang dikenal yaitu Bapak Dedy Ari Safwan, beliau adalah dosen
Bahasa Indonesia di FKIP UNTAN. Para peserta mengikuti dengan tenang dan
mendengarkan dengan baik. Seminar ini tidak banyak saya mengerti karena pemakalah Seminar Internasional Melayu
Gemilang Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Nusantara adalah orang
Malaysia sebab tidak menguasai bahasa melayu Malaysia dan pemateri juga
menjelaskan dengan sangat cepat dan waktu yang diberikan oleh moderator hanya
sepuluh menit untuk pemakalah. Yang dibahas adalah warisan yang sangat penting
untuk dibudidayakan dan perlu di gali lebih dalam lagi. Disni tidak membahas
tentang perbedaan kebudayaan namun yang dibahas adalah kebudayaan melayu yang
perlu dikembangkan.
Kapan nama saya jadi Dedy Ari Safwan? Harus buat bubur merah putih lagi ini he he he salam Dedy Ari Asfar
BalasHapus