Senin, 07 Januari 2013

GREACE LAM RIA SILABAN F01111028




 FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT
Panas terik yang menyelimuti kota dan diselingi dinginnya malam, sebagian orang sangat mengeluh tentang panasnya kota Pontianak. Tetapi tidaklah halnya mengurungkan niat penduduk kota daerah khatulistiwa ini untuk menyaksikan festival seni budaya melayu VIII yang diselenggarakan di rumah melayu jalan kota baru.dengan begitu rangkaian yang menarik perhatian banyak pengunjung, jalanan pun menjadi ikut ramai karena begitu banyaknya kendaraan pengunjung yang diparkirkan. Dengan mengangkat tema bersatu dalam kebersamaan mensukseskan festival seni budaya melayu VIII Kalimantan Barat, sungguh mengundang banyak pengunjung yang ingin melihat dan mengetahui budaya melayu. Masyarakat Pontianak tidak bisa dilepaskan dari ekspresi kesenian bernafaskan agama Islam, yang mendominasi seni budaya Pontianak pada umumnya.  Pontianak merupakan ibu kota Kalimantan Barat dan menjadi pusat dari segala pendidikan, hiburan, teknologi, dan lain sebagainya.
Festival seni budaya melayu yang diadakan tersebut telah dibuka pada tanggal 17 Desember 2012, dengan dibukanya acara festival tersebut, telah resmi pula untuk dipertunjukkan seni budaya melayu pada masyarakat sekitar. Festival ini diadakan dari tanggal 17 Desember sampai 23 Desember 2012 di jalan Kota Baru, Pontianak. Event-event yang diadakan pun begitu banyak ragam, dapat memilih untuk ingin melihat pertunjukkan sesuai dengan jadwal yang telah disiapkan oleh panitia. Adapun event-event yang ada dalam rangkaian festival seperti diantaranya pameran dan kuliner, tangkai seni silat, lomba busana melayu tingkat anak-anak, teras rumah melayu, tangkai merias pengantin melayu, tangkai tari jepin tradisional, dan lain-lainnya.
Pertunjukkan yang banyak menarik minat pengunjung yaitu tangkai tari jepin tradisional. Dimana menghadirkan penari-penari yang membawa tarian khas daerah masing-masing penari. Adapun peserta penari berasal dari daerah Pontianak kota, kayong utara, Kapuas hulu, sambas, sekadau, kubu raya, sintang, melawi, bengkayang, dan daerah lainnya. Dan akan ditutup penampilan dari peserta ekspedisi yaitu dari Sarawak, Malaysia.
Suasana pun semakin marak karena hadir dari para pengunjung yang menyorakkan dan menanti-nantikan pemanpilan dari daerahnya msing-masing. Para pengunjung pun tidak menenggelamkan niat untuk menyaksikannya secara langsung meskipun harus rela berdiri karena  sudah tidak mendapat tempat duduk. Dengan interior yang memukau, dilengkapi dengan lampu sorot dan dihiasi lampu hias yang menghiasi langit-langit, membuat kesan menakjubkan bagi setiap mata yang memandang.
Pemandu acara pun tak kalah semarak dalam memulai acara dengan sambutan untuk membuka acara dengan membacakan juri-juri yang turut ambil bagian dalam menilai setiap penampilan dari semua peserta. Juri yang turut hadir memberikan penilaian ada tiga orang yaitu ketua dewan juri majelis musyawarah kesultanan Pontianak, yang kedua pesiunan PNS jurnalistik dari 1953 hingga sekarang, dan yang terakhir telah menjuri hingga tingkat nasional.
Pemandu acara pun membacakan sebuah intruksi bagi para pengunjung, peserta, maupun fotografer. Beberapa intruksi pun disampaikan kepada peserta bahwa untuk tidak memberikan tepuk tangan pada saat acara berlangsung, dan bagi fotografer untuk tidak menggunakan lampu flash dalam memfoto.
            Suanan semakin dipadati oleh banyak pengunjung, hingga rela berdiri untuk menyaksikan festival tersebut. Sungguh disuguhkan dengan tampilan yang memukau bagi bagi setiap mata yang memandang, mengundang lebih banyak penonton untuk menyaksikan setiap suguhan tarian yang disajikan.
            Adapun undian Pertama dibuka oleh dari kota Pontianak. Ditampilkan oleh empat pria dengan menggenggam tongkat dan diiringi suara syahdu dari penyanyi dan alunan music melayu, memberikan kesan pertama yang menarik minat pengunjung. Tampak pada awal penampilan, sang penari terlihat kurang rileks, hingga memasuki pertengahan menambah adrenalin dari penari untuklebih melenturkan gerakan dalam setiap tariannya. Dengan perpaduan tepukan dan berpasang-pasangan dalam memberikan irama dalam memukul tongkat. Akhir dari tarian diapresiasi suara tangan dari pendukung kota Pontianak.
            Peserta yang kedua akan tampil yaitu berasal dari kayong utara. Adapun nama tarian khas daerah ini yaitu tari jepin senggayong. Dibuat dari bamboo dengan menggetarkan suara yang indah, dilantunkan pada saat menunggu durian pada malam hari. Menceritakan perempuan yang sedang menunggu jatuhnya durian. Didendangkan oleh enam perempuan berparas ayu dengan baju khas daerah semarak warna merah meriah dilengkapi hiasan kepala dan terlihat lebih leluasa dalam menggerkakkan tubuhnya.
            Penampilan yang ketiga hadir dari daerah Kapuas hulu. Menceritakan salah satu tradisi yang ada dalam acara kitanan, ataupun hakjatan yang lainnya. Dengan nama tarian tari botan Kapuas. Diselingi senyuman manis dari enam penari perempuan sungguh membuat setiap mata terpesona melihatnya. Sang penyanyi latarpun tampak tidak ingin kalah dengan dengan sang penari. Semakin tampak berbalas bernyanyi sambil dengan tarian yang menggoda antara penyanyi tersebut.
            Penampilan yang keempat sangat disambut antusias oleh dari pendukung sambas. Tradisi melayu sambas merupakan tari untuk menghibur masyarakat sambas. Dimainkan dengan alat music yang terdiri gambus,ketibung,gendang, dan yang lainnya menggunakan lirik lagu melayu menyambut tarian dari sang penari. Disuguhkan oleh enam penari putrid dengan busana yang sungguh meriah mempesona setiap mata. Meskipun terjadi sedikit dari kesalahan kesiapan music, tidak mematahkan semangat penari untuk memberikan tampilan terbaik mereka bagi masyarakat sambas, hingga merasuk hati ingat akan kampung halamannya.
            Undian kelima datang dari daerah sekadau. Diberi nama tarian duduk tari jepin bekesot dimainkan pada saat ada acara pernikahan sibujang dan sidare. Kedatangan pengantin akan disajikan dengan tarian tersebut. Ditampilakn oleh enam gadis yang diselaraskan dengan perpaduan busana kuning dan hijau. Anak-anak yang turut hadir menyaksikan pun tak kalah ikut mendendangkan dengan ikut menari dari gerakan penari yang ditampilkan.
           
Tidak hanya tarian yang disuguhkan pada semua pengunjung, di outdoor telah disiapkan stand-stand. Di setiap stand pun menyediakan beraneka ragam seni budaya khas melayu, yang tak kalah nya menyedot banyak pengunjung yang penasaran untuk mengetahuinya. Adapun kesan yang bisa dipetik dari festival ini, bahwa meskipun kita tinggal bersama dengan beragam suku, agama, adat istiadat, tata kebiasaan, baiklah kita menanamkan sikap saling toleransi dan menghargai antar sesama. Dengan begitu, akan tercipta kedamaian dan keselarasan hidup dalam bergandeng tangan didalam kesatuan.

Seminar Internasional Melayu Gemilang.
            Siang yang menyinari panasnya kota Pontianak, selaras dengan diadakannya seminar internasional melayu gemilang tidak menyurutkan niat dalam mengadakan seminar tersebut. Diadakan di hotel orchard jalan perdana, para pemateri membahas seni buaya melayu terhadap produk-produk dari luar negeri. Diisi oleh pemateri dari Univ.Tanjungpura, pemateri asal Gorontalo dan pemateri yang lainnya. Dengan mengangkat tema “warisan kearifan local dan pendidikan karakter nusantara” menjadi pembahasan yang menarik bagi kita generasi bangsa memahami akan produk-produk baik yang masuk ke Indonesia, khususnya daerah Kalimantan Barat. Diadakan dari tanggal 20-21 Desember 2012, membahas secara spesifik produk-produk yang datang dari luar negeri dengan tetap mempertahankan kearifan lokal dan karakter nusantara bangsa Indonesia.
            Seminar pun mulai dibuka dengan sesi tanya jawab oleh beberapa peserta yang mengikuti seminar. Dengan mengajukan pertanyaan atas bahan pemateri, semakin menambah kemenarikan dalam seminar tersebut.
            Dari pembahasan yang disampaikan, dapat disimpulkan bahwa kita tidak mempungkiri bahwa secara nasional, banyak produk luar negeri yang masuk ke dalam Indonesia, khusunya Kalimantan Barat, sebaiknya kita tetap menanamkan sikap nasionalisme terhadap produk Indonesia seperti etnik melayu ketika begitu banyak produk import yang masuk ke Indonesia. Dengan memiliki sikap nasionalisme akan lebih baik memilih produk yang baik untuk kita konsumsi dalam keberlangsungan keserasian roda kehidupan.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar