Sabtu, 05 Januari 2013

SRI WAHYUNI F01111008


Festival Seni Budaya Melayu ke VIII di Pontianak

“Kanan! Kanan! Kanan!!!”
Terdengar suara keras dari beberapa orang pria yang menggunakan ID Card dijalan itu, sebelum kita memasuki wilayah pameran. Pria itu merupakan salah satu panitia dari kegiatan acara yang bertanggung jawab dalam menertibkan kondisi jalan raya agar tidak terjadi kemacetan disepanjang jalan itu. Suasana hiruk pikuk pengunjung memadati wilayah festival. Para pengunjung yang memadati area diselenggarakannya acara festival seni dan budaya melayu ini tidak hanya untuk kalangan remaja saja. Tetapi, juga tampak anak-anak dan orang tua yang memadati area ini, untuk menonton pertunjukan Festival ini.
Hari ketiga pelaksanaan Festival Seni Budaya di Pontianak dipadati pengunjung yang mungkin saja dengan beragam motif. Ada yang sekadar jalan-jalan sekalian cuci mata, ada pula yang memang benar-benar ingin menonton perhelatan besar Melayu yang diadakan oleh Majelis Adat Melayu Kalimantan Barat ini dan ada pula yang hanya jalan-jalan bersama keluarga untuk meramaikan acara ini. Terlepas dari itu semua, acara Festival Seni Budaya Melayu di Pontianak, menurut pengamatan saya cukup mendapat perhatian dari pengunjung. Itu dibuktikan dengan banyaknya antusiasme warga yang datang pada ajang ini yang mengusung tema “Seni Cemerlang, Melayu Gemilang” ini.
Saat memasuki kawasan kompleks  Rumah Adat Melayu di Jalan Sutan Sahrir, Pontianak, mata kita akan dimanjakan oleh stan-stan yang menjual berbagai perlengkapan, seperti baju, accesoris, jilbab dan lain sebagainya. Yang menarik adalah seperti pada stan sambas. Seperti yang kita ketahui bersama, sambas adalah suatu daerah di Kalimantan Barat yang terkenal dengan makanan tradisionalnya yaitu; Bubur Pedas. Saking terkenalnya makanan ini, sampai ada lagu tentang Bubur Pedas di sambas. Pada stan ini dijual produk bubur pedas instan yang sudah dikemas dalam wadah kantong plastik, sehingga pembeli hanya perlu mengikuti tata cara penyajian yang akan dipandu oleh penjaga stan untuk menikmati bubur pedas instan ini.
Angin dingin yang menembus kulit para pengunjung, tidak menyurutkan pengunjung untuk pulang. Setiba di rumah adat melayu, pengunjung yang rata-rata terdiri dari orang tua yang membawa anaknya ini diminta oleh MC acara supaya duduk lesehan di dekat sound system. Ini dikarenakan bangku yang tersedia hanya diperbolehkan bagi para perserta untuk mendudukinya.
Festival Seni Budaya Melayu ke VIII dengan acara utama Vocal Group lagu daerah ini dibuka oleh kata sambutan yang diiringi sedikit canda serta gurauan dari Ketua Panitia Kusmindari. Beliau mengatakan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa kesadaran dan melestarikan kebudayaan melayu.
Para peserta yang terdiri dari beberapa penyanyi dan pemain musik, tampil sepadan dengan balutan pakaian yang mereka kenakan. Para peserta tidak hanya dituntut untuk menyanyikan lagu daerah, tetapi, juga diiringi oleh tarian dan penghayatan dari lagu yang mereka nyanyikan. Lagu yang merekanyanyikan terdiri dari 2 lagu daerah, yakni; lagu kopi pancong (sebagai lagu wajib untuk para peserta) dan juga lagu pilihan yang merupakan lagu dri daerah peserta masing-masing. Acara yang terbilang agak sedikit molor dari waktu yang ditentukan ini cukup mengundang pehatian para mengunjung.
Sebut saja Alif dan temannya anak dari SMPN 22 Pontianak, tetap antusias dalam menonton acara ini dan bertekad menyelesaikan acar ini sampai tuntas.
“Acara ini sangat menarik, kak. Kakak-kakak yang ikut juga cantik. Apalagi kakak yang dari singkawang,” celetukan Habib membuat beberapa pengunjung yang menonton tertawa.
“Lebih cantik kakak yang itu,” celetuk Alif sambil menunjuk salah satu peserta dipentas.
Acara vocal group lagu daerah ini agak sedikit molor dikarenakan, check sound dilakukan pada saat peserta ingin tampil kedepan pentas. Hal inilah yang mngakibatkan lamanya durasi dari satu peserta ke peserta lain.
Mengesampngkan masalah check sound, acara yang juga diliput oleh TVRI Pontianak ini terlaksana dengan cukup sukses. Ada pun juri yang menilai acara ini adalah tiga juri yang cukup dinilai kompeten dibidangnya, yaitu:
1.      Muhammad Rivaie yang dalam dua tahun berturut-turut memenangkan bintang radio dan juga berprofesi sebagi Guru Muhammadiyah 1
2.      H. Dedi Jukni yang menjadi juri selama 4 tahun berturut-turut.
3.      Sunardi  yang juga menjdi selama 4 tahun berturut-turut menjadi juri diacara ini. Serta beliau juga merupakan Pegawai TVRI Lokal Paket Hiburan dan Budaya
Adapun peserta yang ikut dalam acara ini adalah para peserta dari 13 Kabupaten yang tergabung dalam MABM (Majelis Adat Budaya Melayu), kecuali, Kabupaten Ketapang yang tidak ikut. Kemudian, dari Pekanbaru, Provinsi Aceh, Malaysia, Brunei Darussalam dan lain-lain, seperti yang telah disampaikan oleh ketua MABM Chairil Effendi pada keterangan persnya pada jumat lalu.
Para peserta tidak hanya sekedar menyanyikan lagu tetapi, juga diiringi oleh music dan berbagai tarian yang dilakukan oleh peserta untuk menarik perhatian para juri dan penonton. Pengumuman pemenang akan dilakukan pada acara penutupan yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Desember 2012.


SEMINAR INTERNASIONAL  MELAYU GEMILANG

            Jumat siang diiringi oleh rintik-rintik air hujan. Tibalah kami dilokasi hotel Orchardz tempat berlangsungnya Seminar Internasional. Beberapa orang tampak memenuhi ruangan yang disediakan oleh panitia kegiatan acara. Saya dan beberapa teman-teman saya juga ikut menjadi peserta dalam seminar ini. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Seni Budaya Melayu. Tema untuk seminar ini adalah “Warisan Kearifan Lokal dan Pendikar Nusantara”.
            Materi yang menarik perhatian saya untuk membahasnya adalah materi yang disampaikan oleh Ibu Ramadania dari Fakultas Ekonomi, yang menyampaikan temanya tentang “Etnosentrisme Konsumen dan Sikap Terhadap Produk-Produk Malaysia dan Amerika: Studi pada Konsumen Etnik Melayu di Kalimantan Barat.”
            Hal ini menarik perhatian saya karna beliau menerangkan tentang bagaimana perbandingan dalam sikap konsumen Kalimantan Barat dalam menerima produk dari Amerika dan Malaysia.
            Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya perdagangan Internasioal yang semakin meningkat tiap tahunnya. Seperti pada produk Malaysia yang meningkat dari 87 % mencapai 400%. Tiap tahunnya produk dari Malaysia meningkat sejumlah 67%. Dan 70% dari kegiatan ekspor Malaysia ke Indonesia masuk ke daerah Kalimantan Barat.
            Produk Malaysia lebih banyak menarik perhatian masyarakat Kalimantan Barat disbanding produk dari Amerika dikarenakan citra produk dari Amerika tidak sesuai dengan pribadi masyarakat umum di Kalimantan Barat. Hal ini terkait tentang status kehalalan dari sebuah produk, yang pada umumnya masyarakat Kalimantan Barat cenderung memilih sesuatu produk yang sudah memiliki cap “halal”. Malaysia memiliki nilai yang lebih baik dibanding dengan Amerika, karena Malaysia merupakan negara islam, sama dengan negara Indonesia, serta kultur yang hampir sama antara masyarakat Kalimantan Barat dengan Malaysia, juga memudahkan masyarakat sekitar untuk menerima produk dari Malaysia.
            Sampel untuk penulisan makalah ini diambil dari masyarakat didaerah perkotaan; seperti Kota Pontianak. Hal ini buan tanpa alasan khusus, alasan beliau mengambil sampel dari masyarakat kota adalah, produk ekspor (dari Malaysia dan Amerika), kebanyakan beredar diwilayah perkotaan, bukan didaerah perdesaan atau pelosok-pelosok dari wilayah Kalimantan Barat.
            Selain dari pemateri Ramadania, para penulis materi makalah ini merupakan peneliti, dosen, dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu yang disampaikan oleh para pemakalah. Bahasa, sastra, pendidikan dan pengajaran, ekonomi, sosoilogi, antropologi, politik, agama, hukum, adat istiadat, kesehatan, perobatan, dan isu-isu budaya masyarakat etnik alam melayu adalah contoh dari tema yang diangkat dari seminar ini.
            Seminar ini berlangsung dengan cukup hikmat dan dilangsung dibanyak ruangan didalam hotel Orchardz, sehingga memudahkan peserta untuk memilih sendiri materi-materi yang ingin ia lihat. Selain itu, peserta juga dibagikan buku berisikan kilasan materi yang ingin disampaikan oleh pemateri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar