Sabtu, 05 Januari 2013

Syf Elisa F01111013



FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU

Rabu, 19 Desember 2012, tepatnya dua hari setelah pembukaan Festival Seni Budaya Melayu digelar. Banyak sekali pengunjung  yang berdatangan baik itu di luar Kota Pontianak maupun di Kota Pontianak itu sendiri. Antusiasme warga di Pontianak yang berdatangan di Rumah Adat Melayu terlihat setelah kumandang adzan isya selesai dikumandangkan dikarenakan warga ingin menyaksikan secara langsung Festival Seni Budaya Melayu yang ke VIII yang saat ini diselenggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABD) di kota Pontianak. Beberapa acara tersebut antara lain tari melayu, berbalas pantun dan ada juga vocal group yang akan dibawakan perwakilan dari kota maupun kabupaten yang ada di Kalimantan Barat. Acara yang tentunya akan sangat menghibur bagi warga sekitar.
Festival Seni Budaya Melayu yang digelar oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABD) ini diselenggarakan mulai dari tanggal 17 Desember hingga 23 Desember 2012 mendatang. Peserta festival terdiri dari 13 kabupaten/kota, kecuali Majelis Adat Budaya Melayu Ketapang yang tidak ikut serta dalam Festival Seni Budaya Melayu kali ini. Adapun tema festival yang diusung tahun ini adalah “Seni Cemerlang Melayu Gemilang" yang memiliki arti mengembangkan kesenian dan budaya Melayu agar ke depannya lebih berkreasi dan lestari.
Tepat setelah awan berubah menjadi warna kehitaman, ratusan warga bahkan mungkin ribuan warga mulai berdatangan di acara itu. Kebanyakan dari mereka membawa buah hati mereka untuk meyaksikan festival tersebut. Bagi mereka yang belum mempunyai anak tentu akan berpergian menyaksikan festival bersama pacar, teman atau kerabat mereka.
 Bagi mereka yang mengendarai kendaraan maka mereka diwajibkan memarkir kendaraan mereka di tepi jalan yang sebelumnya telah dijaga oleh beberapa panitia yang mengenakan ID Card dileher dan akan dikenakan tarif sebesar Rp. 1.000,00 hingga Rp. 2.000,00 ketika membayar parkir untuk satu motor pengunjung.
Ketika menginjakkan kaki ke halaman Rumah Adat Melayu pengunjung akan melihat beberapa pameran stan – stan kecil dari beberapa kebudayaan adat di Kalimantan Barat, ada juga para pedagang yang menjual barang dagangan mereka. Di sini yang dibutuhkan adalah kejelian mata untuk melihat aneka barang yang menarik sebagai buah tangan atau cindera mata yang dapat dibeli oleh para pengunjung.
Tepat pada pukul 20.00 WIB festival vocal group dimulai. Para penonton tidak diperkenankan untuk berdiri dan apabila penonton yang hadir tidak mendapatkan kursi penonton, mereka diharuskan untuk duduk dilesehan depan panggung acara. Kebanyakan kursi dipakai duduk oleh peserta vocal group. Menjadi penonton pada acara tersebut sangatlah menegangkan, kadang mereka harus mendengarkan suara sound yang sangat nyaring yang bersumber dari sebuah mic. Terkadang apabila mereka telah santai duduk dilesehan mereka akan disuruh maju mundur oleh beberapa panitia.
Peraturan yang dibacakan oleh pembawa acara terkesan sangat aneh. MC acara menyuruh para penonton agar tidak berisik dan hanya memperbolehkan para penonton tepuk tangan sebelum acara dimulai dan tidak diperkenankan untuk tepuk tangan setelah itu. Dan peraturan itu tidak diterapkan oleh penonton, mereka kebanyakan ribut, tertawa, dan seringkali terdengar riuh gemuruh tepuk tangan.
Sebelum acara dimulai, ada sekitar tiga orang juri yang telah duduk dikursi juri sekitar beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Mereka lalu diperkenalkan satu persatu oleh MC acara tersebut kepada penonton yang telah dari tadi bersiap menyaksikan acara festival vocal group.
Juri yang pertama yang diperkenalkan kepada penonton bernama Muhammad Rifa’I, beliau telah 2 tahun berturut – turut menjadi juri di acara ini, beliau juga merupakan seorang guru di SMA Muhammadiyah 1. Dan juri yang kedua bernama H. Deni Jukni yang telah empat tahun berturut – turut menjadi juri di acara ini. Dan juri terakhir yang diperkenalkan bernama Sunardi, beliau juga telah menjadi juri empat tahun berturut – turut seperti H. Deni Jukni. Selain itu, beliau juga merupakan pegawai di stasiun televisi lokal yaitu TVRI KALBAR.
Tidak lama setelah sambutan dari para ketiga juri itu, acara vocal group dimulai. Kontestan pertama yang sangat beruntung tampil dan sekaligus menjadi pembuka dalam vocal group adalah perwakilan dari daerah Kapuas Hulu. Mereka terdiri dari empat penyanyi, dua diantaranya perempuan dan dua penyanyi lagi tentunya laki – laki. Mereka bukan hanya berempat, mereka juga membawa rombongan lain berupa band pengiring yaitu antara lain satu orang pemain gitar tradisional, tiga orang pemain gitar moderen dan dua tersisa yang memainkan alat musik gendang.
Mereka sangat kompak, menggunakan pakaian corak yang sama berwarna hijau muda. Lagu yang mereka bawakan adalah kopi pancong, lagu yang sering diputarkan pada televisi dan radio lokal di Pontianak. Kekompakkan mereka semakin terlihat ketika lagu dimainkan, gerakan mereka sangat berkalaborasi dengan senyuman yang tanpa henti mereka lontarkan, yang disambut senyuman pula oleh para penonton. Tarian dan nyanyian mereka juga tanpa henti menggetarkan panggung pertunjukkan dari detik awal lagu berkumandang hingga ke detik terakhir lagu berakhir yang diiringi tetesan dan kucuran keringat dari kontestan pertama.
Penampil kedua adalah perwakilan dari daerah Kayong Utara, mereka terdiri dari tujuh orang penyanyi. Lima diantaranya perempuan dan dua lainnya laki – laki, mereka terlihat serasi dengan pakaian adat mereka yang berwarna kuning keemasan. Mereka juga membawa beberapa pemain musik untuk mengiringi mereka bernyanyi. Satu orang pemain akordion terlihat sangat bersemangat, terlihat dari cara ia memainkan alat musik dan pakaian berwarna hijau yang ia kenakan. Satu orang pemetik gitar dan satu orang penabuh gendang.


Tampak kekompakan terjadi di atas panggung, nyanyian dan irama melayu yang terdengar dari balik alat musik yang berbunyi dipadu padankan dengan gerakan serta ekpresi dari penjiwaan lagu yang saling beradu membuat penampilan dari Kayong Utara semakin terlihat memukau. Mereka mendendangkan dua lagu yaitu kopi pancong dan sukadane.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB dan peserta yang tampil sudah dua kontestan. Tak lama berselang, terdengar suara panitia yang mengharapkan agar kontestan dari Kubu Raya segera registrasi, dan itu terus berulang hingga tiga kali. Masih di panggung yang sama, tak lama setelah panggilan terhadap kontestan Kubu Raya yang belum registrasi tiba saatnya penampil selanjutnya tampil di atas panggung.
Mereka yang tampil selanjutnya adalah perwakilan dari Kabupaten Singkawang, mereka menggunakan kostum berwarna hijau dicampur warna merah. Terdiri dari sepuluh orang, empat wanita dibagian vokal dan enam pria pemain alat musik. Enam pria pemain alat musik terdiri dari dua orang penabuh gendang, satu orang memainkan akordian, dan tiga orang lainnya masing – masing memainkan gitar, cello, dan krecekan. Seperti kontestan sebelumnya mereka membawakan lagu kopi pancong di awal tampilan dan lagu ngeremong sebagai penutup.
Tampak suasana yang sangat meriah di bawah panggung, para penonton sangat terpukau dengan para kontestan yang tampil. Seperti rasa kagum yang terpancar dari seorang bocah bernama Habib berusia 13 tahun yang bersekolah di SMP 22 kelas tujuh yang sangat kagum melihat penampilan dari kontestan daerah Singkawang. Habib berkata, “penyanyinya cantik, hidungnya juga mancung jadi saya suka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar