Senin, 07 Januari 2013

ZUYYINA HASDILLAH PUTRI F01111055



Budaya Melayu dan Melayu Gemilang

            Sewaktu-waktu saya menyempatkan diri untuk melihat keramaian dan kemacetan yang disebabkan dari arah menuju bundaran kota baru, tepatnya Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat. Malam itu saya bersama beberapa orang teman sekelas pergi bersama-sama ke rumah adat melayu tersebut. Kami awalnya berjumlah 4 orang cowok dan 2 orang cewek. Sampainya disana, kami bertemu 2 orang teman yang sudah menunggu didepan gerbang rumah adat melayu. Setelah dilihat ternyata sedang ada kegiatan Festival Budaya Melayu yang dilaksanakn sekitar 3 hari. Waktu memasuki lapangan rumah adat melayu, seolah diubah bak pasar malam dadakan. Kami segera melangkah menuju masuk rumah adat melayu yang malam itu sudah disesaki dengan ratusan penonton dan peserta festival budaya melayu tersebut. Saat masuk, kami bertemu dengan teman-teman lainnya yang kedatangannya tidak direncanakan sebelumnya.

 Rumah adat yang pada hari biasanya sangat sepi, saat itu berubah bak istana megah dengan suara music dari vokal grup yang menggelegar perwakilan daerah Kabupaten Kayong Utara yang sedang tampil saat itu menunjukkan kebolehkannya menyanyikan lagu kopi pancong yang saat ini memang sedang trend di Pontianak dan lagu khas daerah masing-masing.
Setelah vokal grup dari Kabupaten Kayong Utara selesai unjuk gigi, senior kami yang juga berasal dari daerah tersebut lantas juga unjuk tawa menandakan kebanggaannya terhadap daerah asalnya. Penonton dan pendukungnya pun segera bertepuk tangan dan bersorak bahagia menandakan kalo mereka cukup merasa puas dengan apa yang sudah ditampilkan perwakilan daerah Kabupaten Kyong Utara tersebut. Penampilan selanjutnya dilanjutkan dengan vokal grup perwakilan dari kota Singkawang. Nah sekarang gilingan teman kami yang merasa bangga, sebut saja dia Agung Bolu. Saya dan sahabat saya Febri memberinya panggilan istimewa yaitu bolu dikarenakan bolu adalah salah satu khas dari kota Singkawang. Kami rasa penampilan vokal grup perwakilan dari kota singkawang tersebut lebih matang dibanding yang sebelumnya. Yang berasal dari daerah tersebut dan menyaksikan secara langsung pasti merasa bangga akan penampilan dari daerah asalnya.
Semua dipersiapkan dengan matang. Peserta pun sudah tampak begitu siap dengan pakaian berwarna merah terang menandakan semangat dan ciri khas dari kota Amoy atau yang terkenal dengan chinese town tersebut.

            Sesaat setelah vokal grup perwakilan dari kota singkawang selesai menyanyikan lagu wajib kopi pancong dan lagu daerah masing-masing, tepuk tangan dan gembira pun segera menyusul dan menggelegar disetiap sudut ruangan menandakan penampilan nya cukup memuaskan mata yang memandang.
Tak lama setelah itu, mc segera memanggil peserta dari kabupaten Pontianak. Setiap grup vokal wajib menyanyikan lagu kopi pancong dan lagu daerah masing-masing. Penampilan dari vokal grup kabupaten Pontianak pun selesai dan dibarengi dengan tepuk tangan meriah pendukung dan penonton yang datang.

            Penampilan pun dilanjutkan dengan vokal grup perwakilan dari kota Pontianak yang juga sama-sama menyanyikan lagu yang telah disepakati bersama yaitu kopi pancong dan disusul dengan lagu daerahnya. Setelah selesai unjuk gigi, mereka pun juga mendapatkan tepukan tangan yang meriah dari para penonton dan pendukungnya.

Waktu telah menunjukkan pukul 21 lebihnya 35 menit, dan perlombaan pun masih berlangsung. Tak terasa semakin malam dan mata pun semakin berat. Satu persatu teman bubar dengan rapi. Tetapi sebelum benar-benar bubar, kami menyempatkan untuk berkeliling stand terlebih dahulu. Disana ada stand dari setiap perwakilan daerahnya masing-masing. Cari stand dari daerah manapun yang masuk dalam provinsi Kalimantan Barat sudah pasti ada dalam stand-stand tersebut.
Tak perlu keliling Kalimantan Barat untuk mengetahui ciri khas masing-masing daerah. Cukup dengan berkeliling stand yang ada disekitar rumah adat yang disulap bak istana itu kita sudah biasa tau.

            Tidak hanya stand-stand pameran perwakilan dari daerah saja yang ada disitu, tetapi stand motor gede juga tak mau kalah. Berdiri di tengah-tengah diantara setiap stand, akhirnya berhasil menarik perhatian pengunjung untuk sekedar berfoto bersama motor-motor besar yang dipamerkan atau hanya melihat isi stand nya saja. Sengaja diletakkan ditengah-tengah, terlihat nya seperti center. Ditambah dengan musik dari club motor gede tersebut yang diputar keras membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.

            Selain itu, pedagang-pedagang musiman pun cepat mengambil lahan disekitarnya untuk berjualan segala macam pakaian, aksesoris yang berbau festival adat melayu maupun tidak, dan masih banyak lagi.

            Puas berkeliling, melihat waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 yang mengharuskan kami untuk pulang. Walaupun sudah pukul 22.00, rumah adat melayu tetap ramai dikunjungi pengunjung dari Pontianak maupun dari luar Pontianak.
Malam itu kami rasa cukup untuk berkeliling dirumah adat melayu tersebut. Segera kami tinggalkan keriuhan tempat itu dan pulang menuju rumah masing-masing karena malam sudah semakin larut.

            Hari terasa cepat berlalu. Petualangan pun dilanjutkan dengan mendengarkan seminar disebuah hotel bilangan perdana Pontianak. Berkumpul dikampus tercinta, menunggu teman-teman sekelas untuk pergi bersama-sama ke tempat tujuan. Setelah berapa lama menunggu, akhirnya semuanya berkumpul. Dan kami bergegas mengendarai kendaraan masing-masing.
Sampainya ditempat yang dituju, kami disambut dan dibukakan pintu oleh penjaga pintu tersebut. Saat dilobby hotel, semua berdebat hendak kelantai berapa tempat seminar dilaksanakan.
Setelah berdebat, berunding cukup lama akhirnya kami menelepon pak Dedy untuk menanyakan dimana tempatnya.

            Setelah tau tempatnya, kami segera naik k tempat seminar tersebut. Benar saja banyak dosen-dosen dan tamu dari masing-masing daerah yang permasalahannya akan dibahas di aula hotel tersebut.
Kondisi ruangan begitu kondusif, tidak seperti ruang kelas saat belajar dan pembelajaraan dibangku perkuliahan berlangsung. Semua tenang, aman dan terkendali.
Saat kami masuk, ternyata seminar tersebut telah berlangsung lama.
Seminar tersebut mengangkat tema “WARISAN KEARIFAN LOKAL DAN PENDIDIKAN KARAKTER NUSANTARA”
Narasumber atau pembicara pun berasal dari luar maupun dari dalam Kalimantan Barat.
Ada yang berasal dari daerah sekitar Kalimantan Barat dan ada yang berasal dari daerah Gorontalo.Para pemakalah yang sempat saya dengarkan pemaparan makalah nya yaitu Dr. Jamaliah, Dr. Mochtaria M.Noh, Ramadania dan Dr. H. Ngusmanto. M. Si. Walaupun tidak begitu mengerti tentang apa yang dimaksud, apa yang dibahas tapi tetap mengikuti dan mencoba mengerti.
Dari mulai budaya sampai dengan lahan bisnis dibahas tuntas diseminar tersebut walaupun terbatas oleh waktu. Banyak juga mahasiswa yang datang untuk menghadiri seminar tersebut. Bahkan panitianya pun mahasiswa/i dari FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Tak begitu lama memang kami semua mengikuti seminar tersebut, sekitar dua jam lebih.
Tetapi sedikit banyak kami telah mendengarkan apa yang disampaikan dan dibahas didalam seminar tersebut. Perasaan bangga pasti ada karena bisa mengikuti seminar tertutup yang tidak dihadiri sembarangan orang.
Kami merasa, kami adalah mahasiswa beruntung yang terpilih untuk ikut menghadiri seminar tersebut.
Terimakasih Pak Dedy Ariasfar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar