Budaya Melayu dan Melayu Gemilang
Sewaktu-waktu
saya menyempatkan diri untuk melihat keramaian dan kemacetan yang disebabkan
dari arah menuju bundaran kota baru, tepatnya Rumah Adat Melayu Kalimantan
Barat. Malam itu saya bersama beberapa orang teman sekelas pergi bersama-sama
ke rumah adat melayu tersebut. Kami awalnya berjumlah 4 orang
cowok dan 2 orang cewek. Sampainya disana, kami bertemu 2 orang teman yang
sudah menunggu didepan gerbang rumah adat melayu. Setelah dilihat
ternyata sedang ada kegiatan Festival Budaya Melayu yang dilaksanakn sekitar 3
hari. Waktu memasuki lapangan rumah adat melayu, seolah diubah bak pasar malam
dadakan. Kami segera melangkah menuju masuk rumah adat melayu yang malam itu
sudah disesaki dengan ratusan penonton dan peserta festival budaya melayu
tersebut. Saat masuk, kami bertemu dengan teman-teman lainnya yang
kedatangannya tidak direncanakan sebelumnya.
Rumah adat yang pada hari biasanya sangat
sepi, saat itu berubah bak istana megah dengan suara music dari vokal grup yang menggelegar perwakilan daerah Kabupaten Kayong Utara yang
sedang tampil saat itu menunjukkan kebolehkannya menyanyikan lagu kopi pancong
yang saat ini memang sedang trend di Pontianak dan lagu khas daerah
masing-masing.
Setelah vokal grup dari Kabupaten Kayong
Utara selesai unjuk gigi, senior kami yang juga berasal
dari daerah tersebut lantas juga unjuk tawa menandakan kebanggaannya terhadap
daerah asalnya. Penonton dan pendukungnya pun
segera bertepuk tangan dan bersorak bahagia
menandakan kalo mereka cukup merasa puas dengan apa yang sudah ditampilkan
perwakilan daerah Kabupaten Kyong Utara tersebut. Penampilan selanjutnya
dilanjutkan dengan vokal grup perwakilan dari kota Singkawang. Nah sekarang gilingan teman kami yang merasa bangga, sebut saja dia Agung
Bolu. Saya dan sahabat saya Febri memberinya panggilan istimewa yaitu bolu
dikarenakan bolu adalah salah satu khas dari kota Singkawang. Kami
rasa penampilan vokal grup perwakilan dari kota singkawang tersebut lebih
matang dibanding yang sebelumnya. Yang berasal dari daerah tersebut dan
menyaksikan secara langsung pasti merasa bangga akan penampilan dari daerah
asalnya.
Semua dipersiapkan dengan matang. Peserta pun sudah
tampak begitu siap dengan pakaian berwarna merah terang menandakan semangat dan
ciri khas dari kota Amoy atau yang terkenal dengan chinese town tersebut.
Sesaat
setelah vokal grup perwakilan dari kota singkawang selesai menyanyikan lagu
wajib kopi pancong dan lagu daerah masing-masing, tepuk tangan dan gembira pun
segera menyusul dan menggelegar disetiap sudut ruangan menandakan penampilan
nya cukup memuaskan mata yang memandang.
Tak lama setelah itu, mc segera
memanggil peserta dari kabupaten Pontianak. Setiap grup vokal wajib menyanyikan
lagu kopi pancong dan lagu daerah masing-masing. Penampilan dari vokal grup kabupaten
Pontianak pun selesai dan dibarengi dengan tepuk tangan meriah pendukung dan
penonton yang datang.
Penampilan
pun dilanjutkan dengan vokal grup perwakilan dari kota Pontianak yang juga
sama-sama menyanyikan lagu yang telah disepakati bersama yaitu kopi pancong dan
disusul dengan lagu daerahnya. Setelah selesai unjuk gigi, mereka pun juga
mendapatkan tepukan tangan yang meriah dari para penonton dan pendukungnya.
Waktu telah
menunjukkan pukul 21 lebihnya 35 menit, dan perlombaan pun masih berlangsung.
Tak terasa semakin malam dan mata pun semakin berat. Satu persatu teman bubar
dengan rapi. Tetapi sebelum benar-benar bubar, kami menyempatkan untuk
berkeliling stand terlebih dahulu. Disana ada stand dari setiap perwakilan
daerahnya masing-masing. Cari stand dari daerah manapun yang masuk dalam
provinsi Kalimantan Barat sudah pasti ada dalam stand-stand tersebut.
Tak perlu keliling Kalimantan Barat
untuk mengetahui ciri khas masing-masing daerah. Cukup dengan berkeliling stand
yang ada disekitar rumah adat yang disulap bak istana itu kita sudah biasa tau.
Tidak
hanya stand-stand pameran perwakilan dari daerah saja yang ada disitu, tetapi
stand motor gede juga tak mau kalah. Berdiri di tengah-tengah diantara setiap
stand, akhirnya berhasil menarik perhatian pengunjung untuk sekedar berfoto
bersama motor-motor besar yang dipamerkan atau hanya melihat isi stand nya
saja. Sengaja diletakkan ditengah-tengah, terlihat nya seperti center. Ditambah
dengan musik dari club motor gede tersebut yang diputar keras membuatnya
semakin menjadi pusat perhatian.
Selain
itu, pedagang-pedagang musiman pun cepat mengambil lahan disekitarnya untuk
berjualan segala macam pakaian, aksesoris yang berbau festival adat melayu
maupun tidak, dan masih banyak lagi.
Puas
berkeliling, melihat waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 yang mengharuskan kami
untuk pulang. Walaupun sudah pukul 22.00, rumah adat melayu tetap ramai
dikunjungi pengunjung dari Pontianak maupun dari luar Pontianak.
Malam itu kami rasa cukup untuk berkeliling
dirumah adat melayu tersebut. Segera kami tinggalkan keriuhan tempat itu dan
pulang menuju rumah masing-masing karena malam sudah semakin larut.
Hari terasa cepat berlalu. Petualangan pun dilanjutkan
dengan mendengarkan seminar disebuah hotel bilangan perdana Pontianak.
Berkumpul dikampus tercinta, menunggu teman-teman sekelas untuk pergi
bersama-sama ke tempat tujuan. Setelah berapa lama menunggu, akhirnya semuanya
berkumpul. Dan kami bergegas mengendarai kendaraan masing-masing.
Sampainya ditempat yang dituju, kami
disambut dan dibukakan pintu oleh penjaga pintu tersebut. Saat dilobby hotel,
semua berdebat hendak kelantai berapa tempat seminar dilaksanakan.
Setelah berdebat, berunding cukup lama
akhirnya kami menelepon pak Dedy untuk menanyakan dimana tempatnya.
Setelah
tau tempatnya, kami segera naik k tempat seminar tersebut. Benar saja banyak
dosen-dosen dan tamu dari masing-masing daerah yang permasalahannya akan
dibahas di aula hotel tersebut.
Kondisi ruangan begitu kondusif, tidak
seperti ruang kelas saat belajar dan pembelajaraan dibangku perkuliahan
berlangsung. Semua tenang, aman
dan terkendali.
Saat kami masuk, ternyata seminar tersebut telah
berlangsung lama.
Seminar tersebut mengangkat tema “WARISAN KEARIFAN LOKAL
DAN PENDIDIKAN KARAKTER NUSANTARA”
Narasumber atau pembicara pun berasal dari luar maupun
dari dalam Kalimantan Barat.
Ada yang berasal dari daerah sekitar Kalimantan Barat dan
ada yang berasal dari daerah Gorontalo.Para pemakalah yang sempat saya dengarkan pemaparan makalah nya
yaitu Dr. Jamaliah, Dr. Mochtaria M.Noh, Ramadania dan Dr. H. Ngusmanto. M. Si. Walaupun tidak begitu mengerti tentang
apa yang dimaksud, apa yang dibahas tapi tetap mengikuti dan mencoba mengerti.
Dari mulai budaya sampai dengan lahan bisnis dibahas
tuntas diseminar tersebut walaupun terbatas oleh waktu. Banyak juga mahasiswa
yang datang untuk menghadiri seminar tersebut. Bahkan panitianya pun mahasiswa/i
dari FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Tak begitu lama memang kami semua mengikuti seminar
tersebut, sekitar dua jam lebih.
Tetapi sedikit banyak kami telah mendengarkan apa yang
disampaikan dan dibahas didalam seminar tersebut. Perasaan bangga pasti ada
karena bisa mengikuti seminar tertutup yang tidak dihadiri sembarangan orang.
Kami merasa, kami adalah mahasiswa beruntung yang
terpilih untuk ikut menghadiri seminar tersebut.
Terimakasih Pak Dedy Ariasfar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar