Selasa, 15 Januari 2013

Ervina Vertilia F01111029

 
Tangkai Seni Hadrah
Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat ini terletak dijalan Sutan Syahrir, kota Pontianak. Tiang pertama rumah adat ini ditancapkan pada tanggal 17 Mei 2003. Rumah Adat Melayu Kalbar diresmikan secara langsung oleh Wakil Presiden Jussuf Kalla pada tanggal 9 November 2005  Rumah adat melayu ini merupakan pusat dari kebudayaan melayu yang ada di Kalimantan Barat. Rumah adat melayu ini juga berfungsi sebagai tempat musyawarah Majelis Adat Budaya Melayu. Majelis Adat Budaya Melayu,berperan dalam menyelenggarakan even budaya melayu di Kalbar, satu diantaranya adalah Festival Seni Budaya Melayu yang telah berlangsung lama Festival Seni Budaya Melayu mulai digelar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 17/12/2012 dengan tema Seni Cemerlang Melayu Gemilang. Festival diselenggarakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat. Ketua Umum MABM Kalbar adalah Bapak Chairil Effendy dan Ketua MABM kabupaten/kota se-Kalbar.
Festival akan diisi dengan sejumlah kegiatan selama sepekan ke depan. Kegiatan antara lain seminar dan pawai seni budaya. Festival dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalbar M Zeet Hamdy Assovie di Rumah Adat Melayu Kalbar di Kota Pontianak. Dan selain itu juga ada menggelar 14 tangkai (cabang) perlombaan, di antaranya lomba menyanyi Melayu, seni silat, merias pengantin Melayu, rancang motif Melayu, busana Melayu tingkat anak-anak, tari jepin tradisional, upacara adat tepung tawar, syair Melayu, berbalas pantun, pangkak dan uring gasing, seni hadrah, lomba bertutur, dan lomba sampan bidar. Pembukaan festival yang berlangsung semarak dan meriah tersebut selain dihadiri beberapa raja yang ada di Kalbar juga dihadiri tamu undangan dari Malaysia dan Brunai Darussalam. Bahkan beberapa etnis seperti cina, dayak, bugis, jawa dan lain-lainnya.
Acara yang diselenggarakan pada tanggal 20 desember 2012 di mulai pukul 20.00 WIB yaitu dengan tema Tangkai Seni Hadrah. Juri-juri yang menilai adalah Sy. Selamet Yusuf Alkadri, Syawaludin, dan Mu’in. Para peserta tidak sabar lagi ingin menunjukkan kemampuannya masing-masing, dengan semangat yang berkobar-kobar ditunjukkan pada mimik wajah mereka yang berseri-seri. Para peserta berasal dari daerah-daerah yang berbeda baik perempuan maupun laki-laki yang menampilkan tarian daerah masing-masing, inilah yang membedakan antara pertunjukkan ini, namun walaupun berbeda satu sama lain satu kesatuan tetap kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam.

Penonton tidak sabar lagi ingin melihat tarian indah dari para peserta dan semangat mereka juga tidak kalah menggebuhnya dengan para peserta, suara para penonton seakan-akan menggempakan bumi dengan semaraknya yang heboh dan menggelegar. Tampilan pertama menghebohkan para penonton, suara dan tepuk tangan membuat para hadirin semua ikut berkobar nan api yang  tak terpadamkan. Dengan senyuman indah dan menawan peserta pertama perwakilan dari Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Pontianak menaiki panggung dengan mengenakan kostum merah dan biru yang diperankan oleh para pria. Gerakannya sungguh indah dan menawan sehingga membawa para penonton terhanyut dengan keasyikan masing-masing. Malam yang begitu dingin namun tidak membuat para penonton hilang semangat karena keinginan mereka untuk menonton pertunjukkan sangatlah menggelegar. Seusai pertunjukan pertama tepuk tanganpun terdengar lagi dari para penonton yang dipersembahkan untuk para peserta pertama.

Beberapa menit kemudian peserta ke dua pun menaiki panggung yang diwakilkan dari Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Sekadau. Busana yang yang dikenakan begitu khas mewarnai panggung, penonton dan tamu undangan antusias menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan oleh para penari-penari yang bergerak dengan lembut gemulai.

Kemudian peserta ke empat dari kabupaten melawi terdiri dari 12 peserta penari wanita dan 3 laki-laki. Dengan langkah kaki yang teratur dan tenang sang penari pun dengan lincahnya bergerak dengan diiringi musik, wajah yang cantik bak bidadari dengan senyuman indah dan laki-laki tampan tampak tenang di atas panggung. Dengan lembut gemulai mereka memainkan tangan mereka yang yang lentik. Setelah selsesai mereka pun memohon diri untuk turun dari panggung.

Setelah peserta ke empat selesai, peserta ke lima pun menunjukkan bakatnya di atas panggung yang diwakilkan oleh Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Pontianak. Sorak sorai dari undangan dan tamu pun terdengar lagi sehingga semangat pun membara-bara. Keanggunan para penari membuat para penonton pesona sehingga tidak kesat mata dilihat. Keramaian tidak hanya di atas panggung, di stan juga tidak kalah hebohnya dengan di atas panggung, banyak orang berjualan beraneka ragam barang, seperti mainan, baju, makanan, dal lain sebagainya.

Budaya merupakan ciri khas dari setiap daerah di nusantara. Dengan festival seni budaya melayu dapat mempererat tali persaudaraan. Selain itu, juga melestarikan seni budaya di Kalimantan barat dapat meningkatkan pariwisata yang ada di Kalimantan barat. Dengan adanya seni budaya ini kita harapkan dapat meningkatkan perekonomian kerakyatan. Dari rentetan acara tersebut berbagai pertunjukan dan pergelaran kesenian ditampilkan untuk memeriahkan suasana di Kompleks Rumah Adat Melayu Kalbar. Budaya adalah suatu keragaman yang di miliki Bangsa Indonesia, oleh karena itu kita harus melestarikan kebudayaan kita dan tetap menjaganya.  Sebagai bangsa Indonesia harusnya kita harus menjunjung tinggi kebudayaan kita sendiri, dan kita juga tidak bisa terlepas dari semua tanggung jawab kita.


Seminar Internasional Melayu Gemilang
Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Nusantara

Tanggal 21 Desember 2012 seminar  diadakan di Hotel Ocrhardz pada pukul 14.45-13.45 WIB di lantai tiga dengan paralel yang ke-3. Moderatornya tidak lain adalah orang yang dikenal yaitu Bapak Dedy Ari Safwan, beliau adalah dosen Bahasa Indonesia di FKIP UNTAN. Para peserta mengikuti dengan tenang dan mendengarkan dengan baik. Seminar ini tidak banyak saya mengerti karena  pemakalah Seminar Internasional Melayu Gemilang Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Nusantara adalah orang Malaysia sebab tidak menguasai bahasa melayu Malaysia dan pemateri juga menjelaskan dengan sangat cepat dan waktu yang diberikan oleh moderator hanya sepuluh menit untuk pemakalah. Yang dibahas adalah warisan yang sangat penting untuk dibudidayakan dan perlu di gali lebih dalam lagi. Disni tidak membahas tentang perbedaan kebudayaan namun yang dibahas adalah kebudayaan melayu yang perlu dikembangkan.


PITA RIA SARI




TANGKAI SENI HADRAH 
SENI BUDAYA MELAYU YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU

Komplek rumah melayu kal-bar , Kamis (20/12), Pontianak menggelar  festival adat melayu yang ke VII yang berupa tangkai seni hadrah, terdiri dari peserta yang berasal dari beberapa kabupaten/kota  se-Kalimantan Barat untuk melestarikan kebudayaan melayu yang ada.
Merdu suara para pemain hadrah, diiringi hentakan tangan membunyikan gendang serentak bagai irama yang tak mampu digambarkan dengan kata-kata, gemerlap panggung yang indah dihiasi para penari yang tampan dan cantik rupawan. Baju yang indah dihiasi warna –warni kerudung dan peci, senyum tersimpul diwajah para penari, gegap gempita seakan memecahkan keramayan kota Pontianak dimalam itu, alunan lagu yang dinyanyikan para pemain hadrah sangatlah indah dengan berisi nasehat-nasehat yang tak terlupa.
Malam itu mungkin menjadi sejarah pertama kalinya saya menginjakan kaki ketempat yang luar biasa indah dan megah, yang juga merupakan salah satu tempat ciri khas dari tempat tinggal orang melayu Kal-Bar. Tempat ini terasa megah karena terdiri dari beberapa tangga yang menjulang tinggi dan dinding-dinding yang dihiasi jendela-jendela besar. Tiang-tiang yang menjulang  dan ruangan yang indah didalamnya memberikan nuansa yang begitu istimewa saat kita memasuki tempat itu. Saat melangkahkan kaki kedalam, mata saya langsung tertuju keatas panggung yang akan menjadi tempat pertunjukan seni hadrah. Saya memilih untuk duduk didepan tanpa menggunakan kursi, karena kursi yang tersedia telah penuh dengan peserta seni hadrah dan para penonton yang sangat bersemangat untuk menyaksikan pertunjukan ini. Selang beberapa menit kami duduk, pembawa acarapun membuka acra dan memperkenalkan para juri tangkai seni hadrah ini. Tangkai seni hadrah terdiri dari tiga juri yang pertama, Sy. Selamet yusuf,  kemudian juri dua syawaludin, dan yang ketiga mu’in. setelah memperkenalkan juri, barulah pembawa acara memanggil peserta pertama dari tangkai seni hadrah ini, peserta pertama merupakan perwakilan dari MABM (majelis adat budaya melayu) kabupaten Pontianak tepatnya berasal dari mempawah, yang terdiri dari 12 penari remaja putra dan 3 pemain gendang yang terdiri dari bapak-bapak berumuran 40-50an, kostum yang digunakan para penari yaitu 6 orang bewarna merah muda dan 6 orang bewarna biru. Penari ini melakukan pertunjukannya selama kurang lebih 15 menit, dengan beberapa gaya tarian yang memukau para penonton, tepuk tangan dari para penonton semakin menambah semangat para penari dalam melakukan pertujukan malam itu. Setelah pertujukan deri peserta pertama selesai, pembawa acara memanggil peserta yang kedua yang merupakan perwakilan MABM kabupaten Sekadau. Penari dari MABM Sekadau ini memnggunakan baju kuning yang semakain memeriahkan suasana, karena seperti yang kita tau bahwa kuning merupakan simbolis dari warna orang melayu, pertunjukan dari peserta ke dua ini tidek kalah menariknya dengan yang pertama, para penari yang kedua ini juaga terdiri dari 12 orang remaja putra. Setalah pertunjukan peserta yang kedua selesai tibalah kepeserta yang ketiga yang berasal dari MABM kabupaten Sambas. Peserta yang ketiga ini terdiri dari 12 penari remaja putri yang di hiasi kerudung dan baju yang berwarna merah muda. Penampilan peserta ketiga ini semakin memukau dengan tarian yang lebih bervariasi dan lebih rapi, lentik jari para penari serta kekompakan tariannya menggambarkan bahwa mereka memang sudah terbiasa melakukan gerakan itu. Setelah kurang lebih 15 menit pertunjukan tarian hadrah dari sambaspun berakhir. Kemudian disusul undian ke empat yang merupakan perwakilan MABM kabupaten Melawi yang terdiri dari 12 orang penari remaja putri menggunakan baju merah dan kerudung hitam.
Entah mengapa para penonton semakin berdesak-desakan kedepan. Setelah pembawa acara memanggil para penari dan menyebutkan perwakilan penari barulah saya sadar kalau mereka yang berdesakan kedepan merupakan pendukung dari peserta undian kelima ini. “Ayo Pontianak” ujar salah satu penonton, perserta undian kelima ini merupakan peserta yang berasal dari MABM kota Pontianak. Dimana para penari terdiri dari 12 penari putri yang menggunakan baju hijau dan kuning. Penampilan hadrah dari MABM kota Pontianak ini sedikit berbeda dari penampilan-penampilan yang sebelumnya. Jika penampilan sebelum-sebelumnya terdiri dari bapak-bapak sebagai pemukul gendang, MABM kota Pontianak menggunakan remaja putri yang sebaya dengan para penari sebagai pemukul gendangnya. Mereka terlihat memilki keahlian yang tidak jauh berbeda dengan pemukul-pemukul  gendang yang sebelumnya, suara gendang yang dihasilkan juga lumayan asyik dan merdu. Durasi tampilan peserta kelima juga sekitar 15 menitan. Untaian alunan lagu yang dinyanyikan para peserta dari MABM kota Pontianak ini berisi kata-kata nasehat dan ajakan yang sangat bijaksana. Salah satu isinya yaitu ajakan untuk para generasi muda untuk melestarikan budya melayu agar tidak punah. Sungguh penampilan yang luar biasa bagi saya saat menyaksikannya. Setelah sekitar 15 menitan pertunjukan dari peserta kelima inipun berakhir. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.00 wib, dan kami memutuskan untuk pulang karena sudah malam, padahal masih ada beberapa peserta lagi, sebelum pulang saya masih sempat mendengar bahwa peserta yang keenam berasal dari MABM kabupaten Kubu Raya, sebenarnaya masih ada keinginan kami untuk menyaksikan pertunjukan ini sampai selesai, tetapi mengingat waktu yang semakin larut dan masing-masing dari kami tidak ada yang bisa menyaksikan sampai akhir, maka yang dapat kami saksikan malam itu hanya lima peserta dan kami kurang mengetahui berapa jumlah peserta secara keseluruhannya.
Ada beberapa adengan yang lucu saat sya menonton pertunjukan seni hadrah ini yang pertama saat salah satu pemain gendang yang saat pertunjukan akan selesai dan mereka mau pergi dari atas panggung, teks lagu yang mereka bwakan terjatuh, dan tukang pemukul gendang ini mengambil, sehingga mengundang tawa bagi penonton, padahal akibat dari ulah tukang gendang tadi jga membuat suara gendang menjadi aneh karena dia tidak memukul gendangnya. Pengalaman lucu kedua yaitu saat saya melihat peserta darislah satu MABM yaitu salah satu pesertanya susah membuka mata Karen dandanan yang terlalu menor pada mata, dengan gerakan mereka yang agak sedikit menunduk mata salah satu penari ini terlihat seperti terpajam. Saya bukan mau mengejek, tapi hanya sedikit mengomentari, agar kedepan bisa lebih baik.
Sungguh pengaaman yang luar biasa pada malam itu, walau sebenarnya saya agak penasaran ingin menonton sompai akhir, tapi pertunjukan dari lima peserta sudah memukau saya. Sunggunh indah tarian tradisional terutama tarian melayu yang saya saksikan itu, saya baru sadar jika tarian tradisional tdak kalah dengan tarian modern sekarang. Jika para pemuda mau meneruskan serta mengembangkan tarian ini, saya yakin tarian ini dapat terkenal separti tarian-tarian tradisional lainnya seperti tari jaipong, tari saman dan sebagainya. Jujur saja saat saya menonton tarian ini beberapa dari teman saya mengaku tidak pernah melihat atau tau dengan tarian ini. Mereka melihat tarian ini seperti tari saman, padhal tari saman berbeda dengan tarian seni hadrah ini. Tarian ini lebih berirama dan tidak secapat tarian saman. Jadi, pengalaman malam itu sangat memberikan banyak pelajaran bagi kami. Tidak hanya terhibur dengan ataraksi-atraksi yang ditampilakan para penari, tapi juga menambah pengetahuan akan seni tradisional yang ada. Semoga pergelaran seperti ini lebih sering diadakan agar generasi muda bisa mengetahui akan buaya yang ada.
Setelah mengikuti acara pada malam hari, hari jumat saya dan teman-teman mengikuti kembali rangkaian kegiatan dari festival adat budaya melayu yang ke VIII ini yaitu berupa seminar internasional yang bertemakan melayu gemilang warisan kearifan lokal dan pendidikan karakter nusantara yang diselenggarakan di hotel Orcharz di Jl. Perdana.
Sekitar pukul 14.30 wib, kami berangkat dari kampus menuju tempat seminar dengan kondisi cuaca yang sedikit gerimis, namun kondisi ini tidak menyurutkan niat kami untuk mengikuti seminar. Setiba kami di hotel kami bertanya kepada satpam dan kami ditunjuakan jadwal dan tempat dari seminar berlangsung. Ternyata di hotel tersebut terdapat lagi beberapa seminar yang juga merupakan rrangkaian dari kegiatan seminar yang ada pada hari itu. Tujuan awal kami yaitu mengikuti seminar dilantai enam, setibanya kami dilantai enam ternyata tidak ada tempat lagi untuk kami duduk, dan kami memutuskan untuk ikut seminar dilantai 3 ruang A pada pukul 14.45-15.45 wib. Saat kami masuk ruangan seminar kami begitu terkesima melihat megahnya ruangan tersebut. Setelah duduk kami medengarkan pembawa acara mempersilahkan moderator untuk memimpin seminar, dimana seminar tersebut dimoderatori oleh Pak Dedy Ari Asfar yang merupakan dosen mata kuliah bahasa Indonesia kami. Ini merupakan siding parallel 7 kelompok A. Pemateri diruangan itu ada 3 orang yang berasal dari pusat pengajian, pendidikan jarak jauh Universitas Malaiysia Prof. Madya dan Dr. Mohd Isa Othman, yang kedua yaitu Pangiran Hajah Mahani binti Pangiran Haji Ahmad dari Pusat sejarah Berunai Negara Brunai Darusalam, dan terakhir adalah H. Baidhillah Riyadi M. Ag dan Didik M. Nur Haris M.sh. dari Politekhnik negeri Pontianak yang juga merupakan perwakilan dari Indonesia. Pemateri pertama materinya berupa paparan tentang histografi melayu Kedah atau bertemakan tentang Histografi Melayu Tradisional Negeri, pengalaman Kedah Darul Aman. Kemudian pemteri memaparkan tentang salah satu karya sastra dari kedah yang berjudul syair duka nestapa dimana secara garis besarnya bertemakan tentang keedukacitaan karena dijajah. Kemudian pemateri juga memaparkan tentang beberapa tujuan penulisan histografi yaitu salah satunya yaitu perintah dari sultan. Pada simpulan, pemateri pertama mengatakan bahwa histografi merupakan warisan yang sangat penting dan harus dijaga. Disambung pemateri kedua yang bernama Hajah Mahani Binti Pangiran Haji Ahmad yang membawakan materi tentang koleksi bahan Berunai di Luar Negri, dan cerita tentang kejayaan Brunai abad ke-14 sampai sekarang. Pemateri dua ini menceritakan tempat-tempat yang ada diberunai yang berupa pusat sumber sejarah, dimana memiliki berbagai peninggalan seperti buku-buku dan sebagainya. Pemateri ke-2 ini juga bercerita tentang pengalamannya mengumpulkan bukti-bukti sejarah dikawasa Kalimantan Barat, dimana mereka mengunjungi berbagai tempat yang dulunya memilki kerajaan atau memilki situs-situs sejarah peninggalan kerajaan melayu. Tempat-tempat yang dikunjunginya seperti Sambas, Ketapang, Mempawah, sanggau, dan Pontianak. Tiba di pemateri yang ketiga seorang dosen yaitu dosen polnep. Namu, kami tidak dapt mengikuti seminar tersebut karena, waktu sudah semakin sore, mengingat masing-masing dari kami belum shlat dan masih ada kepentingan lain dan kami memutuskan untuk pulang. Itulah seputar pengalaman saya mengikuti dua rangkayan kegiatan dari vestival adat seni budaya melayu yang ke VIII.

SURYATI F01111038



 TANGKAI SENI HADRAH

Hari itu 20 januari 2012 pukul 20.00 ku melihat gedung bercat kuning yang penuh sesak.Hilir mudik orang-orang berpakain rapi.Suatu momen bagi warga melayu sedang di helat.Festival Seni Budaya Melayu merupakan kegiatan yang sangat di tunggu-tunggu.
Malam itu kumelihat para peserta mengenakan pakaian yang begitu indah para wanita terlihat anggun dengan pakaian adat dan para pria sungguh terlihat tampan dan berwibawa.Tangkai Seni Hadrah merupakan salah kebudayaan melayu yang sangat indah dengan beringinkan syair dan music rebana.Gedung bercat kuning menjadi saksi bisu dimana banyak orang menyaksikan karya anak bangsa yang sangat luar biasa dengan tak beralaskan apapun ku duduk dengan begitu santainya menikmati suguhan yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Dengan disambut suara sorak sorai peserta pertama pun dipanggil.Peserta pertama adalah perwakilan dari DPD majelis adat budaya melayu kabupaten Pontianak. Dengan kemunculan dua belas sosok pria yang gagah riuh penonton pun bertambah. Berbalutkan baju berwarna biru dan merah mereka pun menampilkan tarian yang indah mereka begitu kompak sehingga orang yang melihatnya pun terpesona dan tanpa terkecuali saya.Penampilan pertama usai namun dukungan mereka ta terhenti dengan suara-suara penonton yang meneriakan mereka.
Peserta dengan nomor urut dua perwakilan dari DPD kabupaten sekadau disambut dengan tepuk tangan para penonton mereka pun muncul dengan berbalut busana berwarna keemasan mereka pun menari dengan tenang dan percaya diri dari dua belas peserta pria ada salah satu diantara mereka terlihat canggung namun dapat tertutupi oleh kecakapan peserta-peserta lain yang menarikan dengan baik.
Selanjutnya peserta ke tiga peserta yang di tunggu-tunggu oleh para pendukung dari kabupaten Sambas, dengan suara merdu pembawa acara peserta ke tiga pun di panggil peserta dengan no urut tiga inilah mereka perwakilan dari DPD kabupaten Sambas.Pink adalah warna busana yang mereka kenakan malam itu terlihat cantik dan anggun. Ke dua belas wanita cantik menari dengan indah dan dengan tangan yang lentik.
Kabupaten Melawi merupakan peserta ke empat terdiri dari dua belas wanita-wanita cantik dan beralutkan busana merah terlihat sederhana dari para peserta lainnya mereka menari dengan lemah lembut dan gemulai di bumbui dengan senyuman. Saya dan mereka dan orang-orang yang menyaksikan cukup terhibur saya tersenyum-senyum ketika gerakan mereka sedikit menyerupai tarian Gangnam style.
Busana berwarna hijau dan kuning adalah pilihan dari peserta kabupaten Pontianak terlihat busana yang mewah jika dibandingkan dengan peserta wanita lainnya. Peserta yang terdiri dari wanita-wanita cantik ini menari dengan lincah senyuman yang mereka berikan terlihat manis, tepuk tangan dan sorakan-sorakan penonton pun tak henti-henti.Penampilatn mereka sungguh memukau semua mata tertuju pada mereka.
Sosok seperti mereka patut kita acungi jempol karena mereka(para peserta) dapat melestarikan budaya-budaya yang sekarang sudah mulai luntur.Sebagai generasi penerus kita tidak boleh terpengaruh oleh budaya-budaya asing.Penampilan yang masing-masing kelompok kurang  lebih lima belas menit membuat saya sadar betapa kebudayan-kebudayaan Indonesia ini sangatlah beragam dan keberagaman yang sangat indah.Oleh karena itu marilah kita lestarikan budaya yang sudah ada dengan cara menjaga dan mempelajari dan lebih mengenal kebudayaan kita.Marilah kita gali budaya-budaya yang mungkin masih banyak belum kita ketahui.Kesenian melayu membuatku terpesona (SENI CEMERLANG MELAYU GEMILANG).


Seminar Internasional melayu Gemilang
Warisan kearifan lokal dan pendidikan karakter nusantara

Jam menunjukan pukul 13.30 terik matahari tak mengurungkan niat kami untuk mengikuti Seminar Internasional yang di adakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu. Selama kurang lebih tiga puluh menit kami sampai kepada sebuah bangunan yang tinggi dan megah dengan lingkugan yang bersih dan nyaman. Senyum manis menyapa kedatangan kami dengan begitu ramahnya penjaga yang tegap itu menghampiri kami dan menanyakan maksud kedatangan  kami. Pak satpam begitu sapaannya beliau lah yang menuntun kami karena beliaulah yang membantu kami. Dengan senang hati pak satpam membantu kami sehingga kami pun dengan mudahnya mendapatkan informasi. Perasaan lega karena saya dan teman-teman telah sampai kepada tujuan kami yaitu tempat seminar yang terletak di lantai tiga hotel Orchadz.
Sesampai nya di ruangan itu ada benda-benda yang di selimuti dengan kain merah tidak lain dan tidak bukan adalah meja bulat yang lumayan  besar serta kursi-kursi namun sayang begitu sayang ruang  seminar tersebut telah sesak oleh peserta lain sehingga kami pun tak dapat masuk. Sejuk dan nyaman kami rasakan ketika kami harus menunggu paralel berikutnya selama tiga puluh menit kami menunggu diluar ruangan kami saling bersanda gurau walaupun dengan suara yang sangat lemah karena kami tidak ingin mengganggu keadaan yang begitu tenang itu. 14.30 waktu yang kami tunggu-tunggu pun tiba dengan turun menggunakan lip tanpa harus menuruni tangga dengan waktu sekejap pun kami sampai pada tujuan.Suasana begitu hikmat di ruangan tersebut tak sedikitpun suara terdengar dari luar ruangan. Dengan perasaan kurang percaya diri kami pun berjalan secara perlahan memasuki ruangan seminar.Dengan duduk manis dan keaadaan suhu yang sedikit sejuk kamipun menunggu di mulai nya paralel berikutnya.
Penantian berakhir paralel ke tujuh di mulai dengan tema histiografi melayu mengisahkan negeri kecil yang elok . lembah bujang memiliki artefak-artefak. Dengan suara yang khas pemateri Prof.Madya Dr.mohammad isa othman dari negeri jiran pun melanjutkan makalahnya.Warisan kedah histiografi melayu yang sudah terkenal adalah hikayat romawangsa. Kedah memiliki satu koleksi surat menyurat pada masa dahulu kala tahun 1881 sampai pada tahun 1943.Intrografi merupakan warisan yang perlu di jaga.
Waktu yang diberikan sepuluh menit kepada pemakalah terasa sangat singkat karena begitu panjang yang ingin di kisahkan oleh para pemakalah. Seorang pemimpin seminar bapak Dedy Ari Asfar yang begitu tegas membuat seminar berjalan lancar. Pemakalah ke dua adalah seorang wanita cantik yakni pengiran Hajah Mahani menyampaikan materi dengan gaya bahasa yang khas dan cepat sehingga susah di mengerti. Pemateri ke dua tidak terlalu banyak bicara beliau lebih banyak menampilkan film-film kegemilangan sultan brunai. Dengan rintik hujan turun kami pun meninggalkan bangunan yang berdiri dengan megahnya menuju kediaman kami.

FITRI SALPIAH F01111030



FESTIVAL SENI BUDAYA MELAYU VIII
Festival budaya melayu berlangsung dari tanggal 17 sampai dengan 23 desember 2012  di  Rumah adat melayu kalimantan barat yang terletak dijalan sultan syahrir kota pontianak.  Rumah adat melayu ini merupakan pusat dari kebudayaan melayu yang ada di Kalimantan Barat. Selain itu Rumah adat melayu ini juga berfungsi sebagai tempat musyawarah Majelis Adat Budaya Melayu. Dalam penyelenggaraan festival budaya melayupun juga diadakan oleh majelis adat budaya melayu. Even yang diselenggarakan sekitar satu minggu ini diisi oleh berbagai jenis kegiatan yang menarik dan dengan tema yang menarik pula. Kegiatan antara lain seminar dan pawai seni budaya. Festival dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalbar M Zeet Hamdy Assovie di Rumah Adat Melayu Kalbar di Kota Pontianak.
 Namun saya tidak dapat meliput seluruh kegiatan festival budaya melayu setiap harinya, saya hanya dapat meliput beberapa agenda saja yaitu pada hari keempat,kelima, keenam dan pada hari keenam itupun hanya sekitar satu jam saja. Saya pergi bersama dengan teman saya yang kebetulan memang pengen melihat acara yang ada di rumah adat melayu tersebut.
            Udara malam yang dingin membuat saya dan teman saya merasa kurang nyaman ketika diperjalanan menuju rumah adat melayu namun, semangat dan tujuan saya terus memotivasi saya untuk tetap terus berjalan. Sekitar Satu jam perjalanan untuk sampai ketempat tujuan akhirnya saya sampai. Ketika saya sampai di depan Rumah adat melayu pada tanggal 22 desember 2012 sekitar pukul 20.30, disini saya kebingungan mau masuk atau hanya melihat- lihat dari pinggir jalan namun sesaat setelah saya berhenti dipinggir jalan ada seorang tukang parkir yang menghampiri saya dan teman saya. Dia menyarankan kepada kami untuk memarkirkan motor pada tempat yang sudah disediakan dan akhirnya kami memutuskan untuk masuk kedalam agar informasi yang saya dapatkan lebih jelas. ketika itu cuaca agak mendung namun belum turun hujan. Saya langsung memarkirkan motor dan masuk ke tempat acara untuk melihat- lihat acara yang ada di tempat itu. Sesampainya saya disana terlihat sebuah grup band yang tampil dipentas untuk menghibur para penonton dengan tema lagu rege namun saya kurang tau apa judul lagu yang dibawakannya. Penontonpun merasa terhibur dan terbawa suasana, hal itu dapat saya lihat dari beberapa penonton yang ikut berjoged di depan panggung. Namun disisi lain saya melihat ada juga orang yang sibuk berbincang- bincang dengan rekannya selain itu ada juga yang sibuk membeli sesuatu di stand- stand yang berada disebelah kiri pentas. Ada beberapa stand yang saya lihat disana, yang menjual barang- barang seperti: hp, minuman, obat tradisional dari bengkarong, rempah supernatural dan lain- lain. Namun disini saya melihat penonton tidak begitu ramai atau mungkin banyak yang sudah pulang ketika saya datang. Saya dengar- dengar  Pembukaan Festival Seni Budaya Melayu VIII berlangsung meriah di halaman Rumah Melayu Kalbar, pada Senin (17/12) pagi. Kali ini mengangkat tema “Seni Cemerlang, Melayu Gemilang”.

 Selain acara yang saya hadiri pada sabtu malam, ada acara yang tidak kalah menariknya yang diselenggarakan oleh majelis adat budaya melayu yaitu dengan tema Tangkai Seni Hadrah, Acara yang diselenggarakan pada tanggal 20 desember 2012 di mulai pukul 20.00 WIB dengan Juri-juri yang menilai adalah Sy. Selamet Yusuf Alkadri, Syawaludin, dan Mu’in. Acara yang sangat menarik dengan peserta dari berbagai tempat dan diikuti oleh peserta laki- laki dan juga perempuan dengan berbagai gaya tarian yang tentunya berbeda dan memiliki kelebihan masing- masing. 
Namun perbedaan  tarian inilah yang membuat pemandangan yang menarik karena antara peserta memiliki tarian yang unik sehingga kita tidak merasa jenuh melihatnya.
Penampilan awal yang dibuat heboh para penonton, suara dan tepuk tangan membuat para hadirin semua ikut berkobar nan api yang  tak terpadamkan. Peserta pertama yaitu perwakilan dari Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Pontianak, mereka menaiki  panggung dengan mengenakan kostum merah dan biru yang dilakukan oleh para pria. Gerakannya yang sangat  indah dan menawan membuat para penonton tersenyum dan merasa terhibur. Setelah penampilan yang pertama selesai terdengar lagi suara tepuk tangan para penonton yang begitu meriah dan suara teriakan juga mewarnai usainya penampilan dari perwakilan Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu. Beberapa saat setelahnya  peserta ke dua pun tampil diatas panggung yang diwakilkan dari Dewan Perwakilan Daerah Majelis Adat Melayu Kabupaten Sekadau. Saat itu suara teriakan dan tepuk tangan kembali terdengar, ketika melihat peserta memulai gerakannya yang begitu mempesona. Terlihat beberapa orang tersenyum melihat penampilan dari peserta ini.
Selain tampilan yang menari diatas, ada kegiatan yang tidak kalah menariknya yaitu seminar yang diadakan pada hari jumat di hotel ORCHARD. Mubes memilih pengurus baru MABM Prov.Kalbar,dan Seminar Internasional Melayu Gemilang bertema Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter Nusantara. Sebanyak 105 pemakalah ikut pada seminar (20/12). Masing-masing Kualalumpur, Kuching (Sarawak), Sabah, Berunai Darussalam, serta Aceh, Pekan Baru, Sulawesi Selatan, dan Kalbar sendiri dari 14 Kabupaten/ Kota, 4 kabupaten absen. 
Saya menghadiri seminar yang dimulai pukul 14.45 yang berada dilantai 3, disini tidak begitu ramai seperti yang terdapat dilantai 6, karena ketika saya bermaksud mengikuti seminar yang terdapat dilantai enam saya dan kelima teman saya tidak dapat masuk karena tempat duduk yang tersedia sudah terisi penuh, akhirnya kami memilih untuk pindah kelantai tiga. Disini terdapat empat pemateri namun yang dapat saya lihat hanya 2 orang yang tampil bergantian dengan judul yang berbeda- beda pula. Dari beberapa pemateri ada yang berasal dari brunei yaitu pangiran hajah mahani binti pangiran haji ahmad dengan tema kileksi bahan brunei diluar negri dan ada juga yang berasal dari kuchig  yaitu H. Baidhillah riyadhi.M. Ag dengan tema corak madzhab fiqh pada kitab qanun meluka. Bahasa yang mereka pakai tidak jauh berbeda dengan bahasa melayu pontianak. Namun ada kata-  kata yang memang tidak saya mengerti karena bercampur dengan bahasa inggris, apalagi pemateri yang berasal dari brunei, Ia berbicara sangat cepat sehingga saya tak begitu mengerti apa yang ia bicarakan. Kemudian pemateri yang berasal dari kuching, Ia terlalu asik dengan materi yang dipaparkannya akhirnya ia lupa dengan waktu yang disediakan oleh moderator sehinnga moderator memberikan teguran melalui selembar kertas. Itu sebuah pemandangan yang lucu menurut saya. Suasana didalam ruangan ini cukup tenang namun ada beberapa orang yang terus berbicara dengan temannya dan ada juga beberapa orang yang sibuk memainkan HP sehingga suasana terasa kurang nyaman. Akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk pulang karena kami kira liputan yang akan kami paparkan sudah cukup.