TANGKAI
SENI HADRAH
Hari itu 20
januari 2012 pukul 20.00 ku melihat gedung bercat kuning yang penuh sesak.Hilir
mudik orang-orang berpakain rapi.Suatu momen bagi warga melayu sedang di
helat.Festival Seni Budaya Melayu merupakan kegiatan yang sangat di
tunggu-tunggu.
Malam itu
kumelihat para peserta mengenakan pakaian yang begitu indah para wanita
terlihat anggun dengan pakaian adat dan para pria sungguh terlihat tampan dan
berwibawa.Tangkai Seni Hadrah merupakan salah kebudayaan melayu yang sangat
indah dengan beringinkan syair dan music rebana.Gedung bercat kuning menjadi
saksi bisu dimana banyak orang menyaksikan karya anak bangsa yang sangat luar
biasa dengan tak beralaskan apapun ku duduk dengan begitu santainya menikmati
suguhan yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Dengan disambut
suara sorak sorai peserta pertama pun dipanggil.Peserta pertama adalah
perwakilan dari DPD majelis adat budaya melayu kabupaten Pontianak. Dengan
kemunculan dua belas sosok pria yang gagah riuh penonton pun bertambah.
Berbalutkan baju berwarna biru dan merah mereka pun menampilkan tarian yang
indah mereka begitu kompak sehingga orang yang melihatnya pun terpesona dan tanpa
terkecuali saya.Penampilan pertama usai namun dukungan mereka ta terhenti
dengan suara-suara penonton yang meneriakan mereka.
Peserta dengan
nomor urut dua perwakilan dari DPD kabupaten sekadau disambut dengan tepuk
tangan para penonton mereka pun muncul dengan berbalut busana berwarna keemasan
mereka pun menari dengan tenang dan percaya diri dari dua belas peserta pria
ada salah satu diantara mereka terlihat canggung namun dapat tertutupi oleh
kecakapan peserta-peserta lain yang menarikan dengan baik.
Selanjutnya
peserta ke tiga peserta yang di tunggu-tunggu oleh para pendukung dari
kabupaten Sambas, dengan suara merdu pembawa acara peserta ke tiga pun di
panggil peserta dengan no urut tiga inilah mereka perwakilan dari DPD kabupaten
Sambas.Pink adalah warna busana yang mereka kenakan malam itu terlihat cantik
dan anggun. Ke dua belas wanita cantik menari dengan indah dan dengan tangan
yang lentik.
Kabupaten Melawi
merupakan peserta ke empat terdiri dari dua belas wanita-wanita cantik dan
beralutkan busana merah terlihat sederhana dari para peserta lainnya mereka
menari dengan lemah lembut dan gemulai di bumbui dengan senyuman. Saya dan
mereka dan orang-orang yang menyaksikan cukup terhibur saya tersenyum-senyum
ketika gerakan mereka sedikit menyerupai tarian Gangnam style.
Busana berwarna
hijau dan kuning adalah pilihan dari peserta kabupaten Pontianak terlihat
busana yang mewah jika dibandingkan dengan peserta wanita lainnya. Peserta yang
terdiri dari wanita-wanita cantik ini menari dengan lincah senyuman yang mereka
berikan terlihat manis, tepuk tangan dan sorakan-sorakan penonton pun tak
henti-henti.Penampilatn mereka sungguh memukau semua mata tertuju pada mereka.
Sosok seperti
mereka patut kita acungi jempol karena mereka(para peserta) dapat melestarikan
budaya-budaya yang sekarang sudah mulai luntur.Sebagai generasi penerus kita
tidak boleh terpengaruh oleh budaya-budaya asing.Penampilan yang masing-masing
kelompok kurang lebih lima belas menit
membuat saya sadar betapa kebudayan-kebudayaan Indonesia ini sangatlah beragam
dan keberagaman yang sangat indah.Oleh karena itu marilah kita lestarikan
budaya yang sudah ada dengan cara menjaga dan mempelajari dan lebih mengenal
kebudayaan kita.Marilah kita gali budaya-budaya yang mungkin masih banyak belum
kita ketahui.Kesenian melayu membuatku terpesona (SENI CEMERLANG MELAYU
GEMILANG).
Seminar
Internasional melayu Gemilang
Warisan
kearifan lokal dan pendidikan karakter nusantara
Jam menunjukan
pukul 13.30 terik matahari tak mengurungkan niat kami untuk mengikuti Seminar
Internasional yang di adakan oleh Majelis Adat Budaya Melayu. Selama kurang
lebih tiga puluh menit kami sampai kepada sebuah bangunan yang tinggi dan megah
dengan lingkugan yang bersih dan nyaman. Senyum manis menyapa kedatangan kami
dengan begitu ramahnya penjaga yang tegap itu menghampiri kami dan menanyakan
maksud kedatangan kami. Pak satpam
begitu sapaannya beliau lah yang menuntun kami karena beliaulah yang membantu
kami. Dengan senang hati pak satpam membantu kami sehingga kami pun dengan
mudahnya mendapatkan informasi. Perasaan lega karena saya dan teman-teman telah
sampai kepada tujuan kami yaitu tempat seminar yang terletak di lantai tiga
hotel Orchadz.
Sesampai nya di
ruangan itu ada benda-benda yang di selimuti dengan kain merah tidak lain dan
tidak bukan adalah meja bulat yang lumayan
besar serta kursi-kursi namun sayang begitu sayang ruang seminar tersebut telah sesak oleh peserta
lain sehingga kami pun tak dapat masuk. Sejuk dan nyaman kami rasakan ketika
kami harus menunggu paralel berikutnya selama tiga puluh menit kami menunggu
diluar ruangan kami saling bersanda gurau walaupun dengan suara yang sangat
lemah karena kami tidak ingin mengganggu keadaan yang begitu tenang itu. 14.30
waktu yang kami tunggu-tunggu pun tiba dengan turun menggunakan lip tanpa harus
menuruni tangga dengan waktu sekejap pun kami sampai pada tujuan.Suasana begitu
hikmat di ruangan tersebut tak sedikitpun suara terdengar dari luar ruangan.
Dengan perasaan kurang percaya diri kami pun berjalan secara perlahan memasuki
ruangan seminar.Dengan duduk manis dan keaadaan suhu yang sedikit sejuk kamipun
menunggu di mulai nya paralel berikutnya.
Penantian
berakhir paralel ke tujuh di mulai dengan tema histiografi melayu mengisahkan
negeri kecil yang elok . lembah bujang memiliki artefak-artefak. Dengan suara
yang khas pemateri Prof.Madya Dr.mohammad isa othman dari negeri jiran pun
melanjutkan makalahnya.Warisan kedah histiografi melayu yang sudah terkenal
adalah hikayat romawangsa. Kedah memiliki satu koleksi surat menyurat pada masa
dahulu kala tahun 1881 sampai pada tahun 1943.Intrografi merupakan warisan yang
perlu di jaga.
Waktu yang
diberikan sepuluh menit kepada pemakalah terasa sangat singkat karena begitu
panjang yang ingin di kisahkan oleh para pemakalah. Seorang pemimpin seminar
bapak Dedy Ari Asfar yang begitu tegas membuat seminar berjalan lancar.
Pemakalah ke dua adalah seorang wanita cantik yakni pengiran Hajah Mahani
menyampaikan materi dengan gaya bahasa yang khas dan cepat sehingga susah di
mengerti. Pemateri ke dua tidak terlalu banyak bicara beliau lebih banyak
menampilkan film-film kegemilangan sultan brunai. Dengan rintik hujan turun
kami pun meninggalkan bangunan yang berdiri dengan megahnya menuju kediaman
kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar